Lantaran sering diguyur hujan, kebun anggur milik warga di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, gagal panen. Akibatnya, sang pemilik kebun merugi hingga jutaan rupiah.
Putu Alit, salah seorang pemilik kebun anggur di Desa Bunutan mengaku, kebun anggur seluas 20 are miliknya sekali panen bisa menghasilkan 1-2 ton buah anggur. Hanya saja, hujan yang mengguyur beberapa waktu terakhir membuat panen anggur menurun drastis.
"Tapi akibat sering diguyur hujan, untuk panen kali ini hanya menghasilkan sekitar 300 kilogram buah anggur," kata Putu Alit, Senin (30/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putu Alit mengatakan, faktor cuaca sangat berpengaruh dalam budidaya tanaman buah anggur. Terlebih lagi, anggur menghasilkan buah yang baik justru saat musim panas.
"Tanaman anggur sangat cocok berbuah saat musim panas. Selain buahnya lebih banyak, rasanya juga lebih manis sehingga akan banyak pembeli yang datang dan cepat laku tentunya," kata Putu Alit.
Tak hanya itu, akibat gagal panen, Putu Alit yang biasanya panen anggur setiap 3 bulan kini merugi hingga Rp 3 juta. Adapun 1 kilogram buah anggur dijual dengan harga Rp 20 ribu.
Kini ia terpaksa menutup kebun anggurnya untuk publik karena buah anggurnya sudah habis. Padahal biasanya, para pembeli yang datang ke kebun anggur miliknya dapat memetik langsung buah anggur dari pohonnya. Kebun anggur Alit pun kerap menjadi tempat wisata ketika musim panen tiba.
"Kemarin masih ada sedikit buahnya dan hari ini sudah habis semua. Jadi bagi para pengunjung yang ingin beli anggur langsung bisa memetik dari pohonnya silahkan datang 3 bulan lagi," kata Putu Alit. (*)
(iws/iws)