Asyiknya Mandi di DAM Eks Bangunan Belanda di Lombok Utara

Asyiknya Mandi di DAM Eks Bangunan Belanda di Lombok Utara

Ahmad Viqi - detikBali
Jumat, 06 Mei 2022 01:17 WIB
Beberapa warga Bayan mandi di saluran air DAM di Dusun Magling Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara, Kamis (5/5/2022).
Beberapa warga Bayan mandi di saluran air DAM di Dusun Magling Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara, Kamis (5/5/2022). (Foto : IST)
Lombok Utara -

Pemandangan berbeda saat libur Lebaran Idul Fitri 1443 di Dusun Magling Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Puluhan warga memilih berlibur menikmati air di salah satu saluran air DAM bekas bangunan Belanda, Kamis (5/5/2022).

Muda-mudi dari Desa Senaru dan Desa Anyar Kecamatan Bayan ini pun memilih liburan mandi di saluran air persawahan warga dari pada pergi berlibur ke pantai-pantai di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut salah satu Wisatawan asal Desa Anyar Kecamatan Bayan Atriadi (25) ini mengaku memilih berlibur ke DAM bekas bangunan Belanda.

Hal itu dipilih Atriadi untuk menghindari keramaian di beberapa lokasi Wisata Pantai di Kabupaten Lombok Utara.

ADVERTISEMENT

Selain bisa menikmati pemandangan alam sekitar ujar dia, masuk ke area DAM tidak dipungut biaya sepeserpun sekaligus bisa mandi di aliran air yang cukup jernih.

"Orang-orang pasti ke pantai. Kita pilih ke DAM. Di pantai kan rame di sini lebih sepi dan seger," kata Atriadi kepada detikBali.

Bersama 14 rekannya, Atriadi membawa bekal sebelum berangkat ke DAM dari Desa Anyar.

Dia juga mengaku ada banyak pilihan wisata di Desa Senaru. Seperti Air Terjun Sendang Gile, Pantai Anyar, Kolam Renang Sembulan, Masjid Kumo dan beberapa lokasi wisata lainnya.

"Di sini kan lebih bebas. Bisa mandi, berfoto dan berenang," ujar Atriadi.

Salah satu warga asli Dusun Magling Desa Sanaru, Durawati (56) menyebutkan saluran air DAM ini berfungsi mengairi sawah warga yang tersebar di tiga Desa. Seperti di Desa Karang Bajo, Bayan, dan Desa Anyar.

Dura sapaannya bertutur, saluran DAM ini dibangun pada tahun 1940-an pada masa penjajahan Belanda.

DAM Magling ini juga merupakan saluran air pertama yang dibangun di Desa Bayan sebelum melebur menjadi empat Desa, yaitu Senaru, Anyar, Karang Bajo dan Desa induk Bayan.

"Ini bahkan dibangun dulu oleh salah satu raden (raja) yang ada di kerjaan Bayan bersama Belanda. Sampai sekarang masih aktif untuk mengairi sawah warga," kata Dura.

Saluran air DAM Magling ini berasal dari beberapa sumber mata air seperti Pengembulan (sumber air) Putra Guru, Sendang Gila, Kokok Prabu dan Pengembulan Batu Ampar. Seluruh sumber air itu kata Dura berasal dari hutan Senaru di kaki Gunung Rinjani.

"Dulunya, aliran DAM Magling menjadi sumber air bagi warga di Kecamatan Bayan. Sekarang hanya jadi sumber air untuk sawah warga," nukil Durah.

Pihak pemerintah desa pun tidak pernah membuka saluran Air DAM menjadi lokasi wisata. Hal itu karena akan menambah polusi atau akan membuat saluran Air DAM menjadi tercemar.

"Ya kalau ada warga datang mandi tidak apa. Karena airnya seger dan bersih. Tapi memang tidak dibuka untuk wisata pada umumnya," pungkas Dura. (*)




(dpra/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads