Berawal Geber Motor, 8 Pria Bikin Onar di Benoa

Berawal Geber Motor, 8 Pria Bikin Onar di Benoa

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Senin, 30 Sep 2024 11:07 WIB
Keributan antar warga NTT dengan warga setempat di Jalan Srikandi, Banjar Penyarikan Benoa, Minggu (29/9/2024) malam. (Ist/Humas Polresta Denpasar)
Foto: Keributan antar warga NTT dengan warga setempat di Jalan Srikandi, Banjar Penyarikan Benoa, Minggu (29/9/2024) malam. (Dok. Humas Polresta Denpasar)
Badung -

Sebanyak delapan pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat onar di Banjar Penyarikan, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, Minggu (29/9/2023) malam. Walhasil, kulkul bulus atau kentongan dibunyikan yang menandakan adanya situasi gawat darurat.

Peristiwa itu berawal dari keributan di Jalan Srikandi, Banjar Penyarikan. Peristiwa itu viral di media sosial. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menuturkan ketegangan dipicu saat Nikodemus Nigha Bombo alias Nikson ditegur oleh Wayan Mega (50), salah seorang warga setempat.

Pasalnya, Nikson yang merupakan warga asal Desa Bondo Kodi, Sumba Barat Daya, NTT, itu berkendara secara ugal-ugalan dan dalam kondisi mabuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berawal dari seseorang warga Sumba yang dalam keadaan mabuk tidak terima ditegur warga akibat membawa kendaraan dengan ugal-ugalan," jelas AKP Sukadi melalui keterangan tertulisnya, Senin (30/9/2024).

Kepada petugas, Wayan Mega menuturkan mulanya tengah bersantai di depan sebuah warung di Jalan Srikandi, Benoa, sekitar pukul 21.15 Wita. Kala itu, Mega melihat Nikson bolak-balik mengendarai sepeda motor sembari menggeber kendaraannya.

ADVERTISEMENT

Menindaklanjuti hal tersebut, Mega kemudian menegur Nikson agar menjaga situasi kamtibmas. Diduga tak terima ditegur, Nikson justru turun dari motor dan menantang Mega.

Aksi saling dorong terjadi. Bahkan, hingga membuat sepeda motor yang dikendarai Nikson terjatuh. "Nikson tidak terima dan malah turun dari motornya menantang saya dan sempat terjadi saling dorong hingga motor pelaku jatuh," jelas Mega kepada petugas.

Adik Mega, I Made Sugiarta, yang melihat kejadian itu kemudian mendekat ke lokasi keributan dan meminta Nikson untuk pergi. Namun, Mega dan Sugiarta mengaku mendapat ancaman dari Nikson bahwa dirinya akan membawa teman-temannya.

"Namun mendapat tantangan (dari Nikson) akan membawa teman-temannya datang," imbuh Mega.

Sementara itu, Sugiarta menuturkan dirinya dan Mega diminta oleh Nikson untuk menunggu di lokasi kejadian. Sepuluh menit berselang, sebanyak delapan orang yang diduga warga NTT tiba di tempat kejadian perkara (TKP). Mereka datang dengan membawa sejumlah senjata. Mulai dari bambu, hingga potongan besi.

Melihat banyaknya teman-teman Nikson, Sugiarta dan Mega kemudian melarikan diri ke salah satu rumah warga di Jalan Srikandi, Benoa. Rekan-rekan Nikson justru ikut masuk ke dalam rumah warga untuk mencari keberadaan Mega dan Sugiarta.

"Saya panik dan langsung masuk ke rumah warga di Jalan Srikandi dan kelompok Sumba itu masuk ke dalam rumah dengan memegang besi dan bambu mencari saya dan kakak saya," ujar Sugiarta.

Merasa terancam, Sugiarta menghubungi Kepala Pecalang Banjar Penyarikan. Hal itu ditindaklanjuti dengan memukul kulkul bulus oleh pecalang guna mengumpulkan warga setempat.

Personel Kepolisian Sektor (Polsek) Kuta Selatan yang mengetahui kejadian itu kemudian menyambangi TKP. Petugas berupaya mendinginkan situasi dan meminta warga setempat untuk kembali ke kediaman masing-masing.




(hsa/gsp)

Hide Ads