Mahfud Md soal Tragedi Kanjuruhan: Bukan Bentrok Antarsuporter

Mahfud Md soal Tragedi Kanjuruhan: Bukan Bentrok Antarsuporter

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 02 Okt 2022 09:59 WIB
Mahfud Md di UGM, Sabtu (27/8/2022).
Menko Polhukam Mahfud Md (Foto: dok. UGM)
Bali -

Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang disebut bukan terkait bentrok antarsuporter Arema FC dengan Persebaya. Hal itu diungkap oleh Menko Polhukam Mahfud Md.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya, Minggu (2/10/2022) dikutip dari detikNews. Ejaan di tulisan Mahfud sudah disesuaikan.

Menurut Mahfud, suporter yang berada di lapangan saat kericuhan itu hanya dari Arema. Mahfud menyebut tidak ada korban penganiayaan suporter, melainkan karena desak-desakan hingga kesulitan bernapas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," imbuh Mahfud.

Dilansir dari detikNews, Mahfud Md juga mengungkap bahwa aparat sebelumnya sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang dilaksanakan sore.

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat, Minggu (2/10/2022). Ejaan di postingan Mahfud sudah disesuaikan.

Namun, kata Mahfud, usulan itu tidak dilakukan panitia pelaksana (panpel). Pertandingan pun tetap digelar malam.

"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," ujar Mahfud.

Halaman selanjutnya: PT LIB Tolak Pertandingan Dipercepat ke Sore Hari...

PT LIB Tolak Pertandingan Dipercepat ke Sore Hari

detikcom mendapatkan surat dari Polres Malang soal laga Arema FC versus Persebaya yang di dalamnya terdapat usulan mempercepat pertandingan ke sore hari. Surat tertanggal 18 September 2022 ditandatangani langsung Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.

Surat ini merupakan rujukan atas surat Panpel Arema FC Nomor:014/PANPEL/ARM/IX/2022 tanggal 12 September 2022 perihal rekomendasi pertandingan dan bantuan keamanan pertandingan sepakbola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Dalam rujukan itu, terdapat perkiraan intelijen singkat soal kerawanan laga Arema FC vs Persebaya.

Polres Malang meminta laga ini dipercepat ke sore hari. Alasan dalam surat itu disebutkan murni karena keamanan.

"Sehubungan dengan rujukan di atas, bersama ini mohon bantuannya kepada Panpel Arema FC agar mengajukan surat permohonan perubahan jadwal pertandingan sepak bola BRI Liga 1 Tahun 2022 kepada PT. Liga Indonesia terkait rencana pertandingan sepak bola antara Arema FC vs Persebaya pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2022 yang sedianya main pada pukul 20.00 WIB agar diajukan menjadi pada pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan," demikian bunyi surat dari Kapolres Malang.

Surat itu kemudian mendapat jawaban dari PT Liga Indonesia Baru. Dalam surat yang diteken Dirut Akhmad Hadian Lukita per 19 September 2022, PT Liga Indonesia Baru tetap ingin laga ini digelar sesuai jadwal sembari meminta Panpel Arema FC berkoordinasi maksimal dengan kepolisian.

"Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, maka perkenankanlah kami PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) menyampaikan bahwa meminta kepada Klub Arema FC untuk berkoordinasi secara optimal kepada pihak keamanan dalam hal ini khususnya dengan KAPOLRES Malang untuk TETAP melaksanakan pertandingan BRI Liga 1-2022/2023 NP 96 antara Arema FC vs PERSEBAYA Surabaya DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN JADWAL YANG TELAH DITENTUKAN," demikian bunyi surat PT LIB.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya menyebabkan 127 orang meninggal dunia. Selain 127 orang tewas, ada seratusan warga yang juga masih dalam perawatan.

Tragedi Kanjuruhan bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata. Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun hingga membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Saran Mahfud Md soal Kasus Mahasiswi ITB: Restorative Justice Saja"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/irb)

Hide Ads