Korban tewas kerusuhan Kanjuruhan Malang mayoritas orang dewasa. Meski begitu, terdapat korban anak-anak, bahkan satu keluarga menjadi korban tewas kericuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
"Yang banyak remaja maupun dewasa," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo saat ditemui di RS Wava Husada, Jalan Panglima Sudirman, Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022), dilansir dari detikJatim.
Selain remaja dan dewasa, Wiyanto menyebut ada juga korban anak-anak yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Juga ada satu keluarga asal Blitar, Jawa timur, menjadi korban tewas kerusuhan Kanjuruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak ada. Satu keluarga ada. Mereka asal Blitar," kata Wiyanto.
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mencatat, dari 125 korban meninggal dunia, 37 jenazah belum dapat diidentifikasi. Puluhan jenazah itu dibawa ke RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang, dari RS Wava Husada berjumlah 17 jenazah dan 20 jenazah dari RSUD Kanjuruhan.
"Untuk jenazah yang belum teridentifikasi kami bawa ke RSSA, jumlah 17 dari RS Wava Husada ditambah 20 dari RSUD Kepanjen. Untuk korban rawat ada 186 orang," terang Wiyanto.
Simak pernyataan lengkap Arema FC di halaman selanjutnya...
Dilansir dari detikSport, Arema FC menyampaikan bela sungkawa atas peristiwa kerusuhan Kanjuruhan. Manajemen Arema FC juga akan ikut menanggung segala penanganan para korban.
"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ungkap Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, di situs resmi klub.
Selain itu, manajemen Arema FC akan membentuk posko untuk menerima dan mengumpulkan laporan terkait penanganan korban. "Manajemen akan membentuk crisis center atau posko informasi, yang menghimpun dan menerima laporan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," sambungnya.
Manajemen Arema FC mengucapkan permohonan maaf dan akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Pihak manajemen pun membuka saran dan masukan seluas-luasnya terkait penanganan pasca kerusuhan Kanjuruhan.
"Kepada keluarga korban, manajemen Arema FC memohon maaf sebesar-besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pascamusibah agar banyak yang diselamatkan," pungkas Abdul Haris.
Seperti diketahui, kerusuhan pecah usai Persebaya Surabaya mengalahkan Arema FC dengan skor 3-2, dalam pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam. Aremania yang tidak terima menyerbu masuk ke lapangan.
Mereka merusak mobil polisi dan membakar bendar-benda di dalam stadion. Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para suporter. Sebanyak 127 orang meninggal dunia dari tragedi Kanjuruhan.
Simak Video "Alasan Polisi Tembakan Gas Air Mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/dpra)