Buntut Tewasnya 2 Bobotoh, Persib Didenda-Tak Boleh Main di GBLA

Buntut Tewasnya 2 Bobotoh, Persib Didenda-Tak Boleh Main di GBLA

Tim sepakbola - detikBali
Senin, 27 Jun 2022 06:55 WIB
Kondisi di Stadion GBLA saat Persib vs Persebaya
Kondisi di Stadion GBLA saat Persib vs Persebaya. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bali -

Insiden tewasnya dua orang Bobotoh saat laga Piala Presiden 2022 antara Persib Bandung Vs Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu, berujung sanksi untuk managemen Maung Bandung. Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi denda Rp 50 juta untuk Persib Bandung. Tak hanya itu, Persib juga tak diperbolehkan bermain di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

"Panpel Persib kami hukum, kalau nanti (Persib) menjadi pelaksana pertandingan itu tidak boleh memakai penonton. Kemudian kena denda Rp 50 juta," kata Ketua Komdis Erwin Tobing, Minggu (26/6/2022) seperti dikutip dari sepakbola.

Diketahui, Komdis PSSI telah melakukan investigasi langsung ke GBLA terkait insiden tewasnya dua orang Bobotoh. Berdasarkan hasil investigasi, Panitia Pelaksana (Panpel) Persib dinilai lalai karena gagal mencegah 40 ribu massa yang masuk ke GBLA. Padahal, tiket yang terjual saat pertandingan tersebut hanya 15 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nanti (Persib) menjadi host lagi untuk babak selanjutnya, silakan, tapi tidak boleh memakai penonton. Itu sanksi buat dia dan tidak boleh main di GBLA," ujarnya menambahkan.

Dilansir dari sepakbola, setelah insiden tersebut, Panpel Persib sudah tak menggunakan GBLA lagi sebagai venue lanjutan Grup C Piala Presiden. Laga sisa fase grup selanjutnya dipindahkan ke Stadion Si Jalak Harupat, di Soreang, Kabupaten Bandung.

Erwin menjelaskan, sanksi yang diberikan Komdis PSSI terhadap Persib Bandung berlaku selama gelaran Piala Presiden 2022 saja. Dengan demikian, Persib Bandung masih bisa menghadirkan penonton lagi saat gelaran Liga 1 2022 nanti.

Terlepas dari itu, Erwin mengungkap bahwa Komdis menyarankan Persib tak lagi bermain di GBLA karena dinilai tak layak untuk menggelar laga. Ia menilai, stadion tampak megah dari luar, tetapi kondisi di dalamnya retak-retak. Demikian pula soal penerangan stadion yang menurutnya tidak memadai.

"Saya melihat gedung (GBLA) tak pantas dipakai karena dari segi kenyamanan dan keamanan penonton kurang terjamin, banyak yang harus dibenahi. Gedung itu megah di luar, tapi di dalamnya banyak yang retak-retak. Lantainya tidak bagus banyak yang pecah," kata Erwin.




(iws/iws)

Hide Ads