Sejumlah panitia pemungutan suara (PPS) dan polisi terjebak banjir Sungai Bonpo di Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka terjebak banjir sejak pukul 16.00 Wita, Selasa (26/11/2024) hingga saat ini.
"Ini kami masih terjebak banjir setelah pulang antar logistik ke beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Desa Honuk," ungkap anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Amfoang Barat Laut, Libret Kituhoma, Selasa malam.
Pria berusia 31 tahun itu menjelaskan sejak pagi tadi mereka bersama anggota TNI, polisi, Satpol PP, Linmas, PPS, Panwascam, sudah mendistribusikan logistik ke Desa Faumes dan Desa Honuk. Saat di TPS 3 Desa Honuk, terjadilah hujan disertai banjir deras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat hendak kembali ke Soliu, ibu kota Kecamatan Amfoang Barat Laut, untuk persiapan monitoring ke TPS lain, mereka terjebak banjir. Sehingga mereka memilih menunggu hingga banjir surut untuk bisa menyeberang.
"Saat ini banjir masih deras, makanya kami masih tunggu di pinggir sungai sampai banjir surut baru bisa menyeberang ke sana (Soliu)," jelas Libra, sapaan akrab Libret.
Libra mengatakan distribusi logistik ke enam desa di Amfoang Barat Laut semua sudah terdistribusi dengan baik. Pengamanan di setiap TPS pun sudah aman. Sebab, personel dari TNI-Polri semua sudah ada di setiap TPS.
"Memang kondisi banjir di wilayah Amfoang bukan hal baru. Sebab, setiap tahun, itu kami selalu terisolasi. Ini juga tidak ada jalan alternatif selain menerobos banjir," tegas Libra.
Kapospol Soliu, Aipda Johanis Gareths Lerrik, memastikan setiap TPS sudah mendapat logistik. Personel dari Polres Kupang pun sudah tiba di Kecamatan Amfoang Barat untuk melakukan pengamanan di setiap TPS.
"Kalau personel dari Polda NTT belum sampai karena masih banjir di Desa Honuk. Semua logistik sudah kami antar sejak pagi sampai siang dan semuanya aman," beber Johanis.
Dia menerangkan setiap TPS akan dijaga oleh satu polisi bersama Linmas. Ia berharap agar tidak turun hujan saat proses pemungutan suara berlangsung agar saat pengantaran kembali logistik bisa berjalan aman dan lancar.
"Karena kalau sebentar malam hujan lagi, maka pasti ada banjir. Ini yang memang akan berdampak pada pengantaran kembali logistik ke kantor Kecamatan Amfoang Barat Laut," pungkas Johanis.
(hsa/hsa)