Tingkat elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB nomor 2 Zulkieflimansyah dan Suhaili Fadhil Thohir (Zul-Uhel) mencapai angka 59 persen di Kabupaten Lombok Tengah. Hal itu tertuang dalam survei yang dilakukan oleh Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) NTB.
Pasangan Lalu Muhamad Iqbal-Indah Damayanti Putri menempati nomor urut dua dengan elektabilitas 29 persen. Sementara, pasangan Siti Rohmi Djalilah-Musyafirin hanya mendapatkan dukungan sebesar 7,8 persen. Kurang dari dua minggu menjelang pemilihan, hanya sedikit yang belum menentukan pilihan, yakni sebesar 5 persen.
Direktur FITRA NTB, Ramli Ernanda, mengatakan survei ini dilakukan untuk memetakan isu-isu prioritas yang harus ditangani oleh para kandidat jika terpilih, mengukur preferensi politik masyarakat, serta mengidentifikasi potensi risiko vote buying dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramli membeberkan survei ini melibatkan 400 responden yang merupakan penduduk Lombok Tengah berusia 17 tahun ke atas atau yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilukada 2024.
Survei ini, Ramli berujar, dilakukan dengan metode multi-stage random sampling dengan margin of error (batas kesalahan) sebesar 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Proses pengumpulan data berlangsung pada 9-12 November 2024 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner online melalui platform Kobotoolbox," ujar Ramli dikonfirmasi detikBali, Jumat malam (15/11/2024).
Validasi data dilakukan dengan mencocokkan hasil survei menggunakan geolokasi, foto selfie surveyor dengan responden, dan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Ramli menegaskan hasil survei ini memberikan gambaran jelas mengenai preferensi politik masyarakat Lombok Tengah sekaligus isu-isu penting yang perlu menjadi perhatian para kandidat jika terpilih.
Selain itu, temuan ini diharapkan dapat membantu menciptakan plkada yang bersih dan bebas dari praktik kecurangan seperti vote buying.
Hasil survei yang telah terverifikasi ini memperlihatkan keunggulan elektabilitas pasangan Zul-Uhel di Lombok Tengah.
"Ini in line menunjukkan strategi tandem bekerja efektif, serta kuatnya Suhaili effect di Lombok Tengah," ujar Ramli.
Potensi Politik Uang Tinggi di Lombok Tengah
Menurut Ramli, berdasarkan hasil survei kecenderungan bentuk vote buying (beli suara) yang paling tinggi di Lombok Tengah berdasarkan permintaan (demand) pemilih pada Pilkada Serentak 2024 ini adalah dalam bentuk pemberian uang sebesar 6,25 persen. Kemudian, secara berturut-turut, sembako sebesar 2,25 persen, barang untuk kelompok 0,5 persen, dan pakaian 0,25 persen.
"Pemilih ini yang merahasiakan sebesar 0,75 pesen," ujar Ramli.
Berdasarkan wilayah, kecamatan paling berisiko terjadinya vote buying secara berurut antara lain Kecamatan Pujut 50,0 persen Praya Timur 23,3 persen, Pringgarata 16,7 persen, dan Batukliang 16,7 persen.
Sedangkan, kelompok paling berisiko sebagai sasaran vote buying adalah pemilih dengan tingkat pendidikan tingkat SD sebesar 53,3 persen, kelompok pekerja informal 56,7 persen, dan ibu rumah tangga 30 persen. Kemudian, pemilih dengan tingkat pendapatan di bawah Rp 1 juta 90 persen.
(hsa/hsa)