Koster Ungkap Ketimpangan Sarbagita dengan Wilayah Lain di Bali

PILKADA BALI

Kenali Kandidat

Pilgub Bali 2024

Koster Ungkap Ketimpangan Sarbagita dengan Wilayah Lain di Bali

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Rabu, 06 Nov 2024 13:46 WIB
Paslon gubernur dan wakil gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta saat uji publik di Undiksha, Rabu (6/11/2024).
Paslon gubernur dan wakil gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta saat uji publik di Undiksha, Rabu (6/11/2024). Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali
Buleleng -

Calon gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster mengungkapkan terjadi ketimpangan sosial hingga ekonomi antara wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) dengan wilayah lain di Bali. Hal tersebut diungkapkan Koster saat uji publik di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11/2024).

Koster mengatakan pariwisata di wilayah Sarbagita sangat maju. Padahal wilayahnya hanya 31 persen dari wilayah Bali.

Namun, jumlah penduduknya mencapai 2,3 juta jiwa. Hal ini sangat timpang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di luar Sarbagita yang hanya 2,1 juta jiwa saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi bayangkan luasnya lebih sedikit, penduduknya lebih banyak," ungkap Gubernur Bali periode 2018-2023 tersebut.

Membludaknya jumlah penduduk diakibatkan karena banyaknya masyarakat bermigrasi ke wilayah Sarbagita untuk mencari pekerjaan. Hal ini tentu menimbulkan dampak sosial yang krusial seperti seperti kemacetan hingga persoalan-persoalan sosial lainnya.

ADVERTISEMENT

Kemajuan pariwisata di Sarbagita juga berdampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Bali. Menurut Koster, PAD Bali dari wilayah Sarbagita mencapai Rp 9,9 triliun, sedangkan wilayah di luar Sarbagita hanya sebesar Rp 1,5 triliun saja.

"Bayangkan perbandinganya. Di Sarbagita pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, di luar Sarbagita cuma 3,7 persen. Di Sarbagita pendapatan per kapitanya Rp 80 juta, di luar Sarbagita hanya 40 juta. Gapnya hampir setengahnya," kata politikus PDIP itu.

Koster mengatakan hal itu menimbulkan ketimpangan antara wilayah Sarbagita dengan wilayah lainnya. Apabila ia terpilih kembali pada periode kedua, ia bersama dengan pasangannya, Nyoman Giri Prasta, akan menangani masalah ketimpangan di Bali.

Sebut Alih Fungsi Lahan di Sarbagita Terlalu Eksploitatif

Koster menyebut alih fungsi lahan di wilayah Sarbagita terlalu eksploitatif. Setidaknya ada ribuan hektar lahan produktif yang mencangkup lahan persawahan di Bali mengalami alih fungsi lahan per tahunnya akibat pembangunan di sektor pariwisata.

"Kalau lahan tidak produktif tidak nggak ada masalah, ini yang produktif," kata Koster.

Koster berjanji akan melakukan pengendalian terhadap alih fungsi lahan produktif di Bali terutama lahan persawahan. Menurutnya, rencana tersebut telah dituangkan dalam haluan pembangunan Bali 100 tahun ke depan.

"Oleh karena itu kami sudah memetakan bagaimana luasan lahan yang produktif terutama sawah di seluruh Bali paling banyak di Tabanan, kedua di Badung, ketiga di Gianyar, keempat di Buleleng, ini wilayah sumber pangan kita di Bali," jelasnya.

Dengan pengendalian alih fungsi lahan produktf yang baik, Koster berharap ke depan kebutuhan pangan masyarakat Bali bisa menggunakan hasil pertanian lokal.

Sebagai informasi, paslon nomor urut 1, Made Muliawan Arya alias De Gadjah-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) menjalani uji publik di Undiksha lebih dahulu pada Selasa (5/11/2024). Sementara Wayan Koster-Giri Prasta menjalani uji publik di Undiksha hari ini.




(nor/nor)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara
Hide Ads