Musim pemilihan, seperti Pilkada 2024, menjadi kesempatan bagi sebagian masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan tambahan. Di Klungkung, terdapat kelompok masyarakat yang secara rutin diajak bekerja sama oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klungkung untuk melipat kotak dan surat suara.
Salah satunya adalah Ni Nengah Werti, seorang petani bunga asal Desa Gelgel, Klungkung, yang telah ikut melipat surat suara dalam tiga kali pemilu dan pilkada.
"Sehari-hari saya bekerja sebagai petani bunga, mulai dari menanam hingga panen," ujar perempuan paruh baya ini saat ditemui detikBali di Gor Swecapura, Klungkung, Jumat (1/11/2024) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia tengah melipat surat suara untuk Pilgub Bali dan Pilbup Klungkung. Werti mengaku memperoleh upah yang cukup memadai dari pekerjaannya ini.
Dalam waktu sekitar seminggu, ia bisa mendapatkan lebih dari Rp 1 juta. Namun, kali ini prosesnya lebih singkat karena surat suara yang harus dilipat lebih sedikit. "Karena suratnya tidak banyak, tiga hari sudah selesai. Yang melipat juga banyak dan kertasnya kecil," jelasnya.
Jika dibandingkan dengan upah sebagai buruh tani, yang berkisar antara Rp 60 hingga Rp 100 ribu per hari, melipat surat suara lebih menguntungkan bagi Werti. Dalam sehari, ia bisa mengantongi sekitar Rp 150 hingga Rp 200 ribu. "Anggap saja ini rezeki nomplok. Kerjaannya dibagi untuk 50 orang, masing-masing kelompok beranggotakan lima orang," tambahnya.
Selain penghasilan, melipat surat suara memberinya pengalaman baru. Ia bisa melihat pasangan calon langsung dari surat suara dan merasakan bekerja di dalam ruangan, berbeda dengan kesehariannya di ladang. "Kalau jadi petani, kan, panas dan penghasilannya sedikit. Untuk kali ini saya belum tahu berapa upah per lembar, tapi lumayan lah," ujarnya sambil berkelakar.
Ketua KPU Klungkung, I Ketut Sudiana, menyatakan bahwa pihaknya memang melibatkan warga lokal untuk pelipatan surat suara. Sebanyak 173.176 lembar surat suara untuk pemilihan bupati dan wakil bupati Klungkung telah diterima, ditambah 2.000 lembar untuk pemungutan suara ulang. Surat suara untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Bali juga berjumlah 173.176 lembar.
"Kami menargetkan pelipatan surat suara bisa selesai dalam empat hari," kata Sudiana.
Dalam proses pelipatan, ditemukan beberapa surat suara cacat, seperti yang tanpa foto pasangan calon atau robek. "Surat suara yang rusak nanti akan kami berita acarakan, dan kami mohonkan penggantiannya," tambahnya.
Selain petani bunga, beberapa warga yang dilibatkan dalam pelipatan surat suara ini juga bekerja sebagai buruh kupas bawang, buruh panggul, dan bahkan pengangguran. Sebagian besar dari mereka sudah pernah berpartisipasi dalam pekerjaan ini pada pemilihan sebelumnya.
(dpw/dpw)