Debat terbuka pertama untuk Pemilihan Bupati (Pilbup) Jembrana 2024 telah selesai dihelat di Parma Sanur Beach Hotel, Denpasar, pada Sabtu (26/10/2024) malam. Dua pasangan calon (paslon) memaparkan visi-misi dan program kerja yang akan dikerjakan jika menang dalam Pilbup Jembrana 2024.
Kedua paslon juga membeberkan beragam janji saat debat bertema 'Mewujudkan Jembrana yang Sejahtera dan Mandiri' tersebut. Janji-janji paslon itu mulai dari isu pendidikan, kesehatan, hingga kiat menyerap aspirasi warga. Berikut ulasannya.
Tamba-Dana Janjikan 1.000 Laptop Gratis untuk Guru
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Paslon nomor urut 1 I Nengah Tamba dan I Made Suardana (Tamba-Dana) berjanji memberikan 1.000 laptop gratis untuk guru di Gumi Makepung jika menang dalam Pilbup Jembrana 2024. Hal itu disampaikan Suardana saat menyampaikan visi-misi Tamba-Dana dalam debat publik pertama tersebut.
"Kami punya 14 misi visi dan 17 program. Memberi 1.000 laptop gratis untuk guru, memberi layanan kesehatan gratis, meningkatkan insentif untuk guru ngaji, pemuka agama, dan pecalang adat," kata Suardana.
Selain itu, Suardana juga menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi aparatur sipil negara, termasuk yang berstatus honorer. Kemudian, dia berjanji akan membangun kualitas sumber daya manusia dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik berbasis smart city di Jembrana.
"Sumber daya manusia yang berkualitas inovatif dan berdaya saing. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik berbasis smart city," kata Suardana.
Kemudian, Suardana menjanjikan perbaikan gedung sekolah yang rusak, satu kecamatan satu mobil jenazah, dan satu desa satu mobil ambulans, rumah digital untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan bahan bakar minyak subsidi untuk nelayan.
Bang-Ipat Tingkatkan Beasiswa
Paslon nomor urut 2, I Made Kembang Hartawan-I Gede Ngurah Patriana Krisna (Bang-Ipat), juga memaparkan upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Jembrana. Salah satunya dengan cara meningkatkan beasiswa yang semula Rp 3 juta menjadi Rp 4,5 juta.
"Pendidikan, kami mempunyai program prioritas, satu keluarga miskin harus ada satu yang sekolah perguruan tinggi. Peningkatan beasiswa Rp 3 juta menjadi Rp 4,5 juta. Bisa meningkat tergantung PAD," ujar Kembang.
Sementara di bidang kesehatan, Bang-Ipat akan membeli rumah singgah di Denpasar. Rumah singgah ini ditujukan bagi masyarakat Jembrana yang berada di Denpasar.
Misalkan, warga Jembrana yang menunggu keluarga mereka saat masuk rumah sakit di Denpasar, bisa menggunakan rumah singgah itu untuk tempat menginap. Bisa juga digunakan oleh mahasiswa dan pencari kerja dari Jembrana.
"Kesehatan, menyediakan mobil layanan antar jemput pasien rawat jalan keluar Jembrana. Rumah singgah di Denpasar. Pemerintah akan membeli rumah di Denpasar. Selama ini sakit di RSUP (Ngoerah), tidur di emper toko. Nanti tidur di rumah Singgah," imbuh Kembang.
Kembang Terapkan Pola Damping, Tamba lewat Musrenbang
Dari sisi upaya menyerap aspirasi warga, Bang-Ipat akan menerapkan pola damping. Kembang mengungkapkan dirinya tidak akan ditemani protokol saat menyerap aspirasi.
"Setelah acara, saya minta protokol pulang duluan. Saya akan duduk dengan masyarakat dan mendengar keluhan. Sejatinya saya akan menyerap aspirasi masyarakat," ujar politikus PDIP itu.
Sementara itu, Ipat menuturkan penyerapan aspirasi masyarakat sangat penting. Terlebih dalam penyusunan kebijakan dan APBD Jembrana. Ipat berjanji akan menerapkan pola-pola digital dalam menyerap aspirasi masyarakat agar input dan ouput program pemerintah tepat sasaran.
"Dengan pola digital, dengan pola damping akan kami lakukan. Kami yakin ketika kami bisa mendengarkan suara masyarakat, maka program itu akan tepat sasaran dan menjadi program yang benar-benar diinginkan masyarakat," ujar Ipat.
Menanggapi itu, calon bupati nomor urut 1 Nengah Tamba lebih menekankan pada musyawarah rencana pembangunan (musrembang). Menurut Tamba, musrenbang menjadi momentum berkumpulnya rumusan aspirasi yang ada di setiap desa.
"Musrembang. Di situ adalah momentum apa maunya masyarakat. Karena di situ ada rumusan rapat yang ada di setiap desa. Sehingga kami tau apa yang menjadi skala prioritas," jelas Tamba.
Tamba-Dana Bakal Minta Bantuan dari Pusat
Tamba-Dana sesumbar akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam melakukan pembangunan di Jembrana. Sebab, keuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana tidak besar.
"Kami menyadari dengan (APBD) Rp 200 miliar, kami tidak dapat membangun Jembrana. Makanya kami selalu komunikasi dengan Pemerintah Provinsi (Bali) dan pemerintah pusat," kata Tamba.
Tamba mengklaim pengelolaan APBD sudah transparan selama dirinya menjabat sebagai bupati Jembrana. Menurut Tamba, siapapun yang terpilih dalam Pilbup 2024, tidak akan mampu membangun Jembrana hanya dengan mengandalkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Karena mengandalkan PAD Jembrana tidak akan bisa. Tidak gampang mengurus Jembrana. Jadi, harus punya koneksi ke pemerintah pusat," imbuh politikus Demokrat itu.
Karenanya, Tamba punya kiat pengelolaan APBD Jembrana yang menurutnya efektif dan efisien. Dia memprioritaskan hal-hal yang penting, seperti sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Bang-Ipat Saling Bagi Tugas
![]() |
Calon bupati Jembrana nomor 2, I Made Kembang Hartawan, berkomitmen untuk berbagi tugas dengan wakilnya, I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat. Menurutnya, membangun Jembrana tak bisa dilakukan sendiri.
"Yang jelas ke depan, kami akan membagi tugas dengan baik. Harmonisasi harus dibangun. Membangun Jembrana tidak bisa sendiri," ujar Kembang seusai debat.
Disinggung terkait situasi yang terjadi ketika Ipat menjadi Wakil Bupati Jembrana mendampingi I Nengah Tamba, Kembang enggan berkomentar. Ia mengeklaim tak mengetahui situasi.
"Saya tidak tahu yang sebelumnya," ungkap Kembang singkat.
Sementara itu, Ipat tak menjawab secara gamblang pembagian tugasnya saat menjadi wakil Tamba pada periode sebelumnya. Ia hanya mengatakan tugas wakil bupati adalah membantu bupati.
"Tugas wakil bupati adalah membantu tugas bupati. Jadi ketika tugas itu tidak pernah diberikan, ya tidak terjadi," jelas Ipat.
Ipat enggan membeberkan situasi yang terjadi. Ipat menyerahkan penilaiannya kepada masyarakat Jembrana.
"Masyarakat yang tahu. Saya nggak akan cerita seperti apa. Yang pasti ke depan, bersama Pak Kembang Hartawan, kami bisa membagi tugas lebih baik. Tadi disampaikan membangun Jembrana tidak bisa sendiri," pungkas Ipat.
(iws/iws)