Pasangan calon (paslon) petahana, Edistasius Endi-Yulianus Weng (Edi-Weng), banyak memamerkan capaian selama 3,7 tahun memimpin Manggarai Barat. Hal itu diungkapkan dalam debat Pilbup Manggarai Barat 2024 ini mengangkat tema Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pembangunan Pariwisata Terintegrasi, Rabu (16/10/2024).
Selain pamer keberhasilan, Edi-Weng juga mengumbar sejumlah janji jika terpilih kembali. Berikut rangkumannya.
Klaim Perubahan Sudah Dinikmati Masyarakat
Edi-Weng mengklaim perubahan sudah dinikmati masyarakat selama kepemimpinan mereka. "Harapan masyarakat Manggarai Barat tentang perubahan sesungguhnya telah kita nikmati. Tiga tahun tujuh bulan memimpin kabupaten ini ada begitu banyak kemajuan yang telah kita capai," kata Edi Endi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut sejumlah pencapaian itu, di antaranya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat, pertumbuhan ekonomi meningkat, pendapatan perkapita meningkat, angka kemiskinan menurun, angka pengangguran menurun, angka stunting menurun, angka indeks pariwisata inklusif meningkat, indeks desa membangun knaik, Pendapatan Asli Daerah (PAD) naik, menjadi kabupaten paling inovatif di NTT, dan lainnya.
"Berbagai pembenahan telah dilakukan yaitu pembenahan infrastruktur dan tata ruang, layanan kesehatan dan pendidikan, investasi dan perizinan, pengembangan SDM lokal, pendampingan kreator-kreator digital milenial dan gen z lokal, penguatan UMKM termasuk pelatihan di BLK (balai latihan kerja)," jelas Edi Endi.
Ia menyebut ada 844 anak-anak Manggarai yang dilatih di Balai Latihan Kerja (BLK). Sebanyak 84 persen sudah terserap di lapangan kerja. Sisanya menjadi wirausaha baru. Ada yang membuka service AC, kopi barista, bengkel otomotif, dan lainnya.
"Ini bukti nyata Edi dan Weng berpihak untuk masyarakat yang ada di kabupaten ini," kata pria kelahiran 25 September 1972 itu.
Janji Kembangkan Pariwisata
Edi-Weng menjanjikan pengembangan pariwisata yang tidak hanya menyejahterakan masyarakat, tapi juga pariwisata yang merawat alam dan memuliakan budaya. "Spirit inklusivitas dan regeneratif," ujar Weng.
"Semakin mantap pembangunan sektor primer dengan pemberdayaan ekonomi kreatif," lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai itu.
Dialog Bersama dan Koordinasi untuk Atasi Konflik Agraria
Edi Endi menggunakan dua jurus mencegah adanya konflik lahan dengan masyarakat. Yakni duduk bersama dan berdialog dengan masyarakat pemilik lahan (lonto leok) dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan pihak lainnya.
"Hemat kami ada dua cara, lonto leok dan koordinasi baik dengan pempus maupun pihak terkait termasuk masyarakat itu sendiri. Kehadiran pembangunan masyarakat tidak boleh menjadi obyek tapi harus didorong kehadiran pembangunan baik itu proyek strategis nasional harus menjadi subyek," kata Edi Endi.
"Betapa pentingnya namanya duduk bersama yang disebut lonto leok dan koordinasi. Itu kuncinya," tandas Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Manggarai Barat itu.
Klaim Berhasil Atasi Konflik dengan Pendekatan ke Masyarakat
Sementara Weng menjelaskan cukup dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengatasi konflik. Ia mengklaim pendekatan ini sukses dilakukan Edi-Weng. Ia mengklaim PSN di Manggarai Barat tak ada konflik dengan masyarakat.
"Pengalaman yang sudah kami lakukan adalah bagaimana komitmen baik dari pemerintah dan seluruh aparaturnya untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat. Pendekatan ini sepanjang pengalaman kami dapat berhasil dengan baik asal pemerintah, bupati wakil bupati turun sendiri mendekati masyarakat," katanya.
"Ini yang penting kami lakukan dari pada kami menyusun buku putih perlu biaya, proyeknya tidak jadi, buku putihnya belum selesai tahun depan. Lebih baik pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat di mana proyek strategis nasional itu berjalan. Ini sudah kami lakukan dan terbukti semua proyek strategis nasional berjalan di Manggarai Barat," tandas dokter lulusan Universitas Gajah Mada itu.
(nor/dpw)