Calon bupati-wakil bupati Manggarai Barat, Christo Mario Y Pranda-Richard Tata Sontani (Mario-Richard), menjanjikan bantuan Rp 100 juta per tahun untuk desa berprestasi di daerah tersebut. Hal itu diungkapkan Mario-Richard dalam debat pertama Pemilihan Bupati (Pilbup) Manggarai Barat yang digelar di Arnoldus Janssen Hall Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa tenggara Timur (NTT), Rabu (16/10/2024) malam.
"Bantuan keuangan desa produktif dan berprestasi berdasarkan indeks kemandirian desa sebanyak satu desa Rp 100 juta," kata Mario saat pemaparan visi misi pada debat tersebut.
Mario menegaskan tidak semua desa bisa mendapat bantuan dana tersebut. Salah satu syaratnya, dia berujar, desa harus tercatat berprestasi dengan indeks kemandirian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contoh prestasi itu kita buat kesadaran bersih desa. Desa mana yang bersih itu kita kasi insentif Rp 100 juta satu desa, bukan semua desa. Ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk bersih mulai dari rumah," jelas Mario.
Selain itu desa yang memiliki pendapatan asli desa (PADes) yang sehat juga bisa mendapat bantuan Rp 100 juta tersebut. Bantuan itu bersumber dari APBD Kabupaten Manggarai Barat. "Kalau PADes sehat itu juga kita kasi insentif," ujar Mario.
Edi-Weng Pamer Keberhasilan
Lawan debat Mario-Richard, Edistasius Endi-Yulianus Weng (Edi-Weng), lebih banyak memamerkan keberhasilan selama 3,7 tahun memimpin Manggarai Barat. Kala Mario-Richard menawarkan perubahan, Edi-Weng membeberkan perubahan yang sudah dinikmati masyarakat selama kepemimpinan mereka.
"Harapan masyarakat Manggarai Barat tentang perubahan sesungguhnya telah kita nikmati. Tiga tahun tujuh bulan memimpin kabupaten ini ada begitu banyak kemajuan yang telah kita capai," kata Edi Endi.
Calon bupati petahana itu mengeklaim sejumlah pencapaiannya, antara lain indeks pembangunan manusia (IPM) meningkat, pertumbuhan ekonomi meningkat, pendapatan perkapita meningkat, angka kemiskinan menurun, angka pengangguran menurun, angka stunting menurun, hingga menjadi kabupaten paling inovatif di NTT.
"Berbagai pembenahan telah dilakukan yaitu pembenahan infrastruktur dan tata ruang, layanan kesehatan dan pendidikan, investasi dan perizinan, pengembangan SDM lokal, pendampingan kreator-kreator digital milenial dan gen Z lokal, penguatan UMKM, termasuk pelatihan di BLK (balai latihan kerja)," jelas Edi Endi.
Ia menyebut ada 844 anak-anak Manggarai yang dilatih di BLK dan sebanyak 84 persen sudah terserap di lapangan kerja. Sisanya, dia melanjutkan, menjadi wirausaha baru dengan membuka jasa servis elektronik, barista, hingga bengkel otomotif.
"Ini bukti nyata Edi dan Weng berpihak untuk masyarakat yang ada di kabupaten ini," kata Edi Endi.
(iws/iws)