Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap alasan penurunan elektabilitas Zulkieflimansyah-Suhaili (Zul-Uhel) menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. Salah satunya adalah panggung Zul untuk tampil di publik berkurang sejak masa jabatannya sebagai Gubernur NTB berakhir pada 2023.
"Pertama memang sebelumnya Pak Zul sebagai gubernur banyak panggung, pertemuan formal interaksinya berkurang. Meskipun secara personal alhamdulillah seperti kebiasannya masih intens turun," jelas Ketua DPW PKS NTB Yek Agil saat ditemui di kantor DPRD NTB pada Rabu (16/10/2024).
Walaupun beberapa bulan terakhir elektabilitas Zul-Uhel merosot, PKS pun meyakini 42 hari menjelang pemungutan suara, cagub petahana itu bakal rebound atau kembali meraih elektabilitas tinggi. Skema itu menurut PKS akan terjadi dan membuat pasangan Zul-Uhel bisa memenangi Pilgub NTB 2024.
"Kami akan rebound. Awal November Insyaallah rebound dengan treatment yang sedang kami lakukan," paparnya.
Yek Agil mengungkapkan survei internal PKS menunjukkan jarak elektabilitas tiga paslon Pilgub NTB masih sangat tipis. "Saya pikir sama, hasil survei kami itu jaraknya masih di margin of error (MoE). Semua memiliki peluang, tetapi dengan strategi dan pengalaman, kami sangat yakin bisa unggul di akhir," ulas Agil.
Dia pun optimistis Zul-Uhel masih on the track atau berada pada jalurnya untuk memenangi Pilgub NTB 2024. "Kami masih on the track, masih dalam posisi bagus," tegasnya.
Agil mengakui dalam dua bulan belakangan, elektabilitas paslon yang diusung PKS itu cenderung menurun. Namun, penurunan tersebut menurut mereka telah diprediksi dan masih dalam batas wajar.
"Iya (penurunan) tentu karena memang sudah ada calon yang lain. Captive marketnya akan terbagi. Yang jelas kami sudah siapkan treatment-nya. Ini sedang jalan masif. Kami akan survei minggu terakhir Oktober," bebernya.
Setidaknya ada dua lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas Zul-Uhel turun menjelang Pilgub NTB 2024. Kedua lembaga survei tersebut adalah Nusra Institute dan Indonesia Political Opinion (IPO).
Berdasarkan hasil survei Nusra Institute yang dilakukan pada 9-13 September 2024, elektabilitas Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) unggul dengan perolehan 31,0%, disusul Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) dengan 29,3%, dan Zul-Uhel 15,9%.
Sementara itu, survei IPO yang dilakukan pada 23-27 September 2024 menempatkan elektabilitas Iqbal-Dinda mencapai 28,4%, kemudian Zul-Uhel 24,2%, dan Rohmi-Firin 20,5%.
Sebagai informasi, Zul-Uhel diusung oleh tiga partai politik, yakni PKS (8 kursi), Demokrat (6 kursi), dan NasDem (4 kursi). Zul-Uhel akan berhadapan dengan dua rival lain yakni paslon nomor urut 1 Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin yang didaftarkan empat parpol yakni PKB (6 kursi), PDIP (4 kursi), Perindo (4 kursi), dan Partai Ummat.
Paslon terakhir atau paslon nomor urut 3 Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri didukung 10 parpol yakni Gerindra (10 kursi), Golkar (10 kursi), PPP (7 kursi), PAN (4 kursi), PBB (2 kursi), Hanura (1 kursi), Gelora, PSI, Garuda, dan Prima.
Tiga paslon ini akan merebut suara di 3.964.325 pemilih yang tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 yang tersebar di 10 kabupaten kota di NTB. Adapun pemilih tersebut tersebar di 8.405 tempat pemungutan suara (TPS) di 1.166 desa/kelurahan dan 117 kecamatan di seluruh NTB.
Simak Video "Video Rohmi Sebut Turis Turki Sedikit Saat Jadi Dubes, Iqbal: Saya Bukan Dubes NTB"
(hsa/gsp)