Hasil survei elektabilitas pasangan Zulkieflimansyah-Suhaili Fadil Thohir (Zul-Uhel) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB terus menurun. Padahal Zul adalah calon gubernur petahana.
Setidaknya ada dua lembaga survei yang menunjukkan elektabilitas Zul-Uhel turun menjelang Pilgub NTB 2024. Kedua lembaga survei tersebut adalah Nusra Institute dan Indonesia Political Opinion (IPO).
Berdasarkan hasil survei Nusra Institute yang dilakukan pada 9-13 September 2024, elektabilitas Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) unggul dengan perolehan 31,0%, disusul Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) dengan 29,3%. Sementara elektabilitas Zul-Uhel di angka 15,9%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian survei IPO yang dilakukan pada 23-27 September 2024 menempatkan elektabilitas Iqbal-Dinda mencapai 28,4%, kemudian Zul-Uhel 24,2%, dan Rohmi-Firin 20,5%.
"Sebagai pendatang baru di kontestasi Pilgub NTB, Lalu Muhamad Iqbal sangat menekan petahana. Jika situasi ini stabil, Iqbal berpotensi memenangi kontestasi Pilgub NTB," ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, dalam keterangan pers yang diterima detikBali, Minggu (6/10/2024).
Menurut Dedi, dinamika kampanye dan tren elektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Lalu Muhamad Iqbal lebih besar dibandingkan dua kandidat lainnya. Salah satu faktornya adalah rendahnya kepuasan publik terhadap kinerja Zulkieflimansyah sebagai petahana.
Dedi juga mencatat tingkat kepuasan masyarakat NTB terhadap Zulkieflimansyah hanya mencapai 53,7 persen. Penurunan ini bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu lamanya waktu rehat Zulkieflimansyah sebelum kembali bertugas, atau kesan yang tidak mendalam terhadap kinerjanya di mata publik.
"Penurunan kepuasan publik bisa karena lamanya masa rehat petahana, atau memang kinerjanya yang kurang berkesan bagi masyarakat," tambah Dedi.
PKS Ungkap Alasan Elektabilitas Zul-Uhel Turun
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap alasan penurunan elektabilitas Zul-Uhel itu. Salah satunya adalah panggung Zul untuk tampil di publik berkurang sejak masa jabatannya sebagai Gubernur NTB berakhir pada 2023.
"Pertama memang sebelumnya Pak Zul sebagai gubernur banyak panggung, pertemuan formal interaksinya berkurang. Meskipun secara personal alhamdulillah seperti kebiasannya masih intens turun," jelas Ketua DPW PKS NTB Yek Agil saat ditemui di kantor DPRD NTB, Rabu (16/10/2024).
Walaupun beberapa bulan terakhir elektabilitas Zul-Uhel merosot, PKS pun meyakini 42 hari menjelang pemungutan suara, cagub petahana itu bakal rebound atau kembali meraih elektabilitas tinggi. Skema itu menurut PKS akan terjadi dan membuat pasangan Zul-Uhel bisa memenangi Pilgub NTB 2024.
"Kami akan rebound. Awal November Insyaallah rebound dengan treatment yang sedang kami lakukan," paparnya.
Yek Agil mengungkapkan survei internal PKS menunjukkan jarak elektabilitas tiga paslon Pilgub NTB masih sangat tipis. "Saya pikir sama, hasil survei kami itu jaraknya masih di margin of error (MoE). Semua memiliki peluang, tetapi dengan strategi dan pengalaman, kami sangat yakin bisa unggul di akhir," ulas Agil.
Dia pun optimistis Zul-Uhel masih on the track atau berada pada jalurnya untuk memenangi Pilgub NTB 2024. "Kami masih on the track, masih dalam posisi bagus," tegasnya.
Agil mengakui dalam dua bulan belakangan, elektabilitas paslon yang diusung PKS itu cenderung menurun. Namun, penurunan tersebut menurut mereka telah diprediksi dan masih dalam batas wajar.
"Iya (penurunan) tentu karena memang sudah ada calon yang lain. Captive marketnya akan terbagi. Yang jelas kami sudah siapkan treatment-nya. Ini sedang jalan masif. Kami akan survei minggu terakhir Oktober," bebernya.
Respons Zulkieflimansyah, baca di halaman selanjutnya...