.webp)
I Made Kembang Hartawan menjanjikan program layanan antar-jemput pasien rawat jalan jika terpilih memimpin Jembrana bersama I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat selama lima tahun ke depan. Kembang mengeklaim program itu dibutuhkan masyarakat yang terkendala biaya transportasi/angkutan selama pengobatan di rumah sakit daerah maupun ke luar Jembrana.
"Kami ingin ada program penyediaan angkutan untuk mengantar orang yang berobat jalan. Orang sakit, harus berobat di luar Jembrana, kami jemput, kami antar," kata Kembang saat ditemui di DPD PDIP Bali, Denpasar, Kamis (19/9/2024).
Mantan wakil bupati Jembrana ini mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir seandainya tidak ada pihak yang bisa mengantarkan ke rumah sakit saat harus rawat jalan. Kembang berharap tidak ada lagi masyarakat terkendala tidak mendapat layanan kesehatan yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara kajian bisa. Semua program yang kami canangkan ini kami yakinkan bisa dijalankan," klaim Kembang.
Menurut Kembang, pengadaan jenis kendaraan yang bakal dipakai bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah atau memanfaatkan kendaraan operasional yang ada. Kembang mengaku sudah mencermati regulasinya.
"Bukan ambulans. Itu kan sudah ada di rumah sakit. Ini yang dimaksud sejenis mobil biasalah. Kami hitung secara cermat potensi pendapatan daerah, estimasi, sudah lihat regulasi atau aturan yang ada sehingga seluruh yang kami programkan bisa berjalan," terang Kembang.
Bangun Rumah Singgah
Pasangan Bang-Ipat juga merancang program pembangunan rumah singgah bagi masyarakat Jembrana yang berobat ke Denpasar. Program ini berangkat dari fenomena keluarga penunggu pasien yang tidur di lorong rumah sakit hingga emperan toko hanya karena tidak memungkinkan untuk pulang ke Jembrana.
"Jadi orang ke Denpasar berobat, misalnya tiba-tiba dokter bilang cek besok, kontrol besok. Ya bisa tidur di rumah singgah tanpa harus pulang ke Jembrana," tutur Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Jembrana itu.
Kembang ingin agar rumah singgah itu bisa dibangun dekat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar dengan kapasitas minimal 10 kamar. Alasan harus dekat RSUP Prof Ngoerah agar mobilisasi keluarga penunggu pasien bisa dilakukan dengan cepat.
"Misalnya bisa 10-15 menit ke rumah sakit. Termasuk anak muda Jembrana kalau mau ke Denpasar urusan satu (atau) dua hari untuk mengurus paspor, pekerjaan, cari sekolah-kuliah, bisa tidur di rumah singgah," janji Kembang.
(hsa/hsa)
