Tim Adi-Cipta Janjikan Solusi Krisis Air di Kuta Selatan Seusai Disentil Disel

PILKADA BALI

Kenali Kandidat

Badung

Tim Adi-Cipta Janjikan Solusi Krisis Air di Kuta Selatan Seusai Disentil Disel

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Rabu, 18 Sep 2024 21:37 WIB
Ketua Tim Pemenangan I Wayan Adi Arnawa-Ida Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta), I Gusti Anom Gumanti. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Foto: Ketua Tim Pemenangan I Wayan Adi Arnawa-Ida Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta), I Gusti Anom Gumanti. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Ketua Tim Pemenangan I Wayan Adi Arnawa-Ida Bagus Alit Sucipta (Adi-Cipta), I Gusti Anom Gumanti, bereaksi atas sejumlah sentilan program penanganan masalah air di Kuta Selatan, Badung. Ia pun membeberkan sejumlah solusi untuk atasi krisis air di Badung selatan.

"Saya ada di DPRD Badung. Kami sudah posting anggaran di APBD untuk penyertaan modal ke PDAM. Untuk perpipaan, baik primer-sekunder dan sebagainya. Paslon kami sudah sering sampaikan dulu (semasih jabat Sekda Badung)," kata Anom, Rabu (18/9/2024).

Anom menjelaskan banyak faktor yang memengaruhi persoalan krisis air di Kuta Selatan yang tak kunjung terselesaikan, mulai dari infrastruktur jaringan hingga keterbatasan debit air ke wilayah tersebut. Penambahan kapasitas air ke Badung selatan juga perlu izin ke pemerintah pusat. Hal ini, menurut dia, memerlukan proses panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Bupati (Giri Prasta) juga sering katakan itu ke publik bahwa masalahnya juga volume air yang belum mampu meng-cover kebutuhan di Kuta Selatan. Jadi ya nggak bisalah seperti membalikkan telapak tangan," kata politikus asal Kuta itu.

Dalam berbagai kesempatan di masyarakat, kata Anom, Adi Arnawa sesekali menyinggung terkait kebutuhan air bersih di wilayah Badung bagian selatan yang idealnya 2.000 liter/detik. Namun, pemerintah hingga kini baru bisa memenuhi 750 liter/detik.

ADVERTISEMENT

Penambahan debit melalui izin pemanfaatan sumber air permukaan berlangsung secara bertahap, bahkan sudah dilakukan saat Adi masih menjabat Sekda Badung. IPA Estuary DAM yang dikelola PDAM Tirta Mangutama meningkatkan produksi air bersih yang mulanya 500 liter/detik menjadi 750 liter/per detik pada 2024.

Pemerintah Badung saat ini sedang berupaya agar kapasitas air bisa mencapai 1.000 liter/detik. "Maka dari itu kami juga berharap agar Bendungan Sidan bisa dimanfaatkan. Kemudian, mencari lagi sumber air lainnya untuk menaikkan suplai," sambung Anom.

Menurut dia, masalah krisis air tidak lepas dari pesatnya pariwisata yang diakibatkan pembangunan akomodasi dan pertumbuhan penduduk meningkat. Karena itu, kata Anom, penambahan infrastruktur air bersih akan berjalan seiring dengan naiknya kebutuhan air.

"Sehebat apa pun utilitas yang sudah dibangun, pertumbuhan pariwisata yang tidak bisa kita prediksi. Orang membangun akomodasi, rumah pribadi. Kebutuhan (air) saat ini misalnya cukup. Tetapi kalau ada perkembangan lagi, otomatis kebutuhan air juga akan bertambah," katanya.

Anom mengatakan menerima sejumlah pendapat yang muncul di publik. Ia menghargai hal itu sebagai sikap berdemokrasi yang baik.

Anom mengeklaim pasangan Adi-Cipta sudah memetakan empat masalah besar yang harus segera ditangani di Badung. Masalah air menjadi salah satu masalah yang dipetakan.

"Ada empat masalah besar itu. Masalah air bersih, kemacetan, infrastruktur, dan penanganan sampah. Bukan menyampingkan yang lain, tetapi prosesnya paralellah. Satu per satu masalah itu akan kami selesaikan," sebut Anom.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Badung, I Wayan Disel Astawa, menyoroti kinerja Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta terkait masalah air bersih di Kecamatan Kuta Selatan yang belum terselesaikan meski sudah 10 tahun memimpin. Adi Arnawa menjadi bagian dari pemerintahan Giri Prasta karena menjabat sekda selama tujuh tahun.

Disel mempertanyakan penggunaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung yang mencapai Rp 7 hingga 9 triliun, mengingat masalah air bersih dan kemiskinan masih terjadi di wilayah tersebut.

"Di Kuta Selatan kita kekurangan air, lalu pihak sebelah mengatakan baru sekarang siap menyelesaikan masalah air. Tetapi 10 tahun memimpin, ke mana saja?" ujar Disel di kediamannya saat menyambut deklarasi tim pemenangan Mulia-PAS dan Suyadinata di Badung, Senin (16/9/2024).

Menurutnya, masalah air di Badung selatan perlu segera dievaluasi, terutama karena perkembangan pariwisata dan peningkatan jumlah penduduk yang signifikan. Disel juga menyoroti perlunya peningkatan daya dorong mesin air agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah tersebut.

"Uang ada, seharusnya daya dorong air itu bisa diperbaiki lebih banyak," tambah pria yang duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali itu.




(iws/iws)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads