Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golongan Karya (Golkar) Bali melakukan pendalaman dan investigasi pembelotan kadernya, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat). Sebab, Ipat memilih maju bersama I Made Kembang Hartawan di Pemilihan Bupati (Pilbup) Jembrana 2024.
Tim investigasi dibentuk oleh Ketua DPD I Partai Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry. "(Investigasi (sudah berjalan) kira-kira dari dua minggu yang lalu, belum ada laporannya," ungkap Korry saat dihubungi detikBali, Rabu (21/8/2024).
Wakil Ketua DPRD Bali itu mengungkapkan masih menunggu hasil investigasi dari tim yang dibentuk olehnya. Partai Golkar Bali akan mengambil langkah-langkah tegas terhadap Ipat sesuai hasil investigasi, termasuk pencoretan sebagai kader. "Ya nanti saya masih menunggu dari tim investigasi," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Korry mengonfirmasi jika anak mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa itu masih menjadi kader partai berlambang beringin meski bakal maju mendampingi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Pilbup Jembrana 2024 "Masih (kader Golkar)," ujar Korry.
Sebelumnya, duet I Nengah Tamba-I Gede Ngurah Patriana Krisna (Tamba-Ipat) jilid II dipastikan bubar pada Pilbup Jembrana 2024. Musababnya, Ipat memutuskan untuk mendampingi Kembang sebagai calon wakil bupati (cawabup) Jembrana.
"Memang benar saya keluar dari paket Tamba-Ipat. Sudah jelas seperti penyampaian saya dalam video yang saya buat. Ada alasan mendasar terkait keputusan tersebut," ungkap Ipat saat dikonfirmasi detikBali, Jumat (12/7/2024).
Ipat lantas merespons pernyataan Tamba yang menyebut dirinya telah mengkhianati kesepakatan untuk kembali berduet pada Pilbup Jembrana 2024. Menurut Ipat, dirinya meninggalkan Tamba lantaran ada syarat dalam kesepakatan yang tidak dipenuhi.
Kesepakatan yang dia maksud adalah terkait upaya pembebasan ayah Ipat yang juga Bupati Jembrana dua periode, I Gede Winasa, dari penjara. Ia menilai Tamba tidak pernah berkomunikasi terkait pembebasan ayahnya dari kasus korupsi yang menyeretnya.
"Ada kesepakatan tidak tertulis seperti upaya untuk pembebasan Bapak Winasa. Setidaknya ada komunikasi terkait usaha seperti apa yang dilakukan," imbuh Ipat.
Menurut Ipat, Tamba tidak membantu sedikit pun agar Winasa mendapat pembebasan bersyarat dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Negara. Ia mengaku memilih berpasangan dengan Kembang karena restu dari Winasa.
"Suara saya itu suara Bapak (Winasa), jadi saya tidak mau bertempur dengan bapak, sudah jelas itu," imbuh politikus Golkar itu.
Ipat mengeklaim paket Kembang-Ipat sudah dipastikan akan maju dalam Pilbup Jembrana 2024. Ia tinggal menunggu sikap Partai Golkar terkait keputusannya berpisah dengan Tamba.
"Kembang-Ipat sudah positif. Tamba-Ipat kan belum ada rekomendasi. Saya juga mengikuti survei," pungkas Ipat.
(hsa/hsa)