detikBali

Pemprov NTT Akan Bangun 10 Sekolah Vokasi Berbasis Potensi pada 2026

Terpopuler Koleksi Pilihan

Pemprov NTT Akan Bangun 10 Sekolah Vokasi Berbasis Potensi pada 2026


Sui Suadnyana, Simon Selly - detikBali

Coffee morning Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di rumah jabatannya, Kupang, Jumat (19/12/2025). Wagub NTT, Johni Asadoma, juga hadir dalam kegiatan itu. (Simon Selly/detikBali)
Foto: Coffee morning Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di rumah jabatannya, Kupang, Jumat (19/12/2025). Wagub NTT, Johni Asadoma, juga hadir dalam kegiatan itu. (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan membangun 10 sekolah vokasi berbasis potensi daerah pada 2026. Program ini disiapkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sekaligus mengoptimalkan potensi unggulan di setiap wilayah.

"Tahun depan kami siapkan 10 sekolah vokasi berbasis potensi daerah," kata Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, saat coffee morning bersama media di rumah jabatannya, Jumat (19/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah vokasi, tutur Laka Lena, akan dirancang sesuai dengan karakter dan keunggulan masing-masing daerah. Para siswa tidak hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan lokal.

"Anak-anak bisa sekolah di sana sekaligus bekerja sama mengolah potensi daerah yang ada di daerah," jelas politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu.

ADVERTISEMENT

Sekolah vokasi akan diperuntukkan bagi siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Seluruh peserta didik akan tinggal di asrama sehingga proses pembinaan karakter, disiplin, dan keterampilan bisa dilakukan secara terpadu.

"Jadi anak-anak akan mengembangkan potensi daerah mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan sektor-sektor unggulan lainnya," jelas Laka Lena.

Menurut Laka Lena, sekolah vokasi berfokus pada potensi garam akan dibangun di Rote Ndao. Sementara sekolah vokasi di wilayah Flores akan diarahkan pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Berbeda lagi dengan di Malaka yang akan difokuskan untuk pertanian.

"Pokoknya di setiap daerah kami bikin sekolah vokasi berbasis potensi daerah masing-masing," jelas Laka Lena.




(hsa/hsa)












Hide Ads
LIVE