detikBali
Sumba Barat

Kebakaran Kampung Adat Waru Wora Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Terpopuler Koleksi Pilihan
Sumba Barat

Kebakaran Kampung Adat Waru Wora Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata


Yufengki Bria - detikBali

Kebakaran hebat terjadi di Kampung Adat Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Jumat (5/12/2025). (istimewa).
Kebakaran hebat terjadi di Kampung Adat Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Jumat (5/12/2025). (istimewa).
Sumba Barat -

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumba Barat memastikan kebakaran yang menghanguskan 28 rumah adat di Kampung Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak berdampak pada minat kunjungan wisatawan. Kebakaran terjadi pada Jumat (5/12/2025).

"Saya rasa tidak mempengaruhi animo kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke sini," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumba Barat Semuel Dato Mesa kepada detikBali, Sabtu (6/12/2025).

Semuel mengatakan Sumba Barat memiliki sejumlah destinasi yang rutin dikunjungi wisatawan, seperti Air Terjun Waikelo, Desa Ratenggaro, Kampung Tarung, Air Terjun Tanggedu, hingga Nihiwatu Sumba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut Kampung Adat Waru Wora sebenarnya direncanakan didaftarkan dalam Wonderful Indonesia Awards 2026 karena memiliki situs sejarah yang dinilai kompleks. Kampung adat ini juga disiapkan menjadi destinasi baru selain Kampung Praijing yang dikenal masih alami.

ADVERTISEMENT

"Harusnya tahun ini kami sudah masukan dalam Wonderful Indonesia Awards, tetapi masih perlu ada penataan lagi sehingga kami belum kasih masuk. Namun, dengan kejadian ini kami bisa undur lagi," jelasnya.

Semuel menyampaikan pihaknya akan melakukan pembersihan, pendataan, serta penataan kembali barang-barang penting yang terbakar. Inventarisasi kerusakan artefak budaya yang sempat diselamatkan juga akan dilakukan.

"Selanjutnya kami akan mendokumentasikan untuk pemugarannya dengan melibatkan teman-teman Kementerian Kebudayaan," katanya.

Meski demikian, belum ada rencana pembangunan dalam waktu dekat. Pemerintah masih fokus pada pemulihan awal agar area aman.

"Kemudian evakuasi, pendataan jumlah korban terdampak dan pelayanan medis. Hal mendasar itulah yang sedang kami prioritaskan dalam waktu 72 jam ini," ujar Semuel.

Ia menambahkan efisiensi anggaran menjadi kendala utama dalam rencana pembangunan kembali. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kecil membuat proses diperkirakan memakan waktu lama.

"Kami butuh waktu lama karena saat mau bangun kembali itu ada ritual-ritual adatnya lagi untuk bangun kembali," ungkapnya.

Pemkab Sumba Barat, kata Semuel, turut kecewa dengan peristiwa kebakaran ini. Pada 2024, PAD dari sektor perhotelan mencapai Rp 31 miliar, sementara usaha pariwisata lainnya menyumbang Rp 41 miliar.

"Kami merasa kecewa karena tahun 2024 itu PAD kami Rp 31 M dari jasa perhotelan, ditambah usaha pariwisata lainnya mencapai Rp 41 M. Ini yang sangat mendukung PAD kami. Kalau PAD tahun ini akan kami rilis. Nanti saya informasikan," pungkas Semuel.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Barat mencatat 161 jiwa dari 42 kepala keluarga (KK) terdampak kebakaran yang melanda 28 rumah adat tersebut. Para korban kini mengungsi ke rumah tetangga.

"Warga yang terdampak saat ini masih bertahan di lokasi kebakaran, mereka tinggal di rumah-rumah tetangga yang tidak ikut terbakar," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumba Barat, Antonius Kabba, Sabtu (6/12/2025).




(dpw/dpw)











Hide Ads