Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kementerian Agama (Kemenag), Suparman, meresmikan Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Negeri Santo Mikhael di Pulau Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/12/2025). Sekolah itu sebelumnya dikelola swasta.
SMAK Santo Mikhael resmi berstatus negeri berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Nomor B/893/M.KT.01/2025. Selanjutnya, ditetapkan Keputusan Menteri Agama (Menag) Nomor 1541 Tahun 2025 Tentang Penegerian 2 (Dua) Sekolah Menengah Agama Katolik tanggal 2 Oktober 2025.
Suparman mengatakan pemerintah mengambil alih SMAK Negeri Santo Mikael dengan konsep Blue Ekoteologi. Menurutnya, sekolah ini berada di dekat laut sehingga perlu diperkuat dengan sektor kemaritiman.
"SMAK Negeri Flores Timur ini berdiri di dekat lautan berbasis kemaritiman. Konsep Blue Ekoteologi, kurikulum diperkuat sektor kemaritiman. Dan sekolah ini menjadi objek wisata, edu ekowisata berbasis pendidikan," kata Suparman dalam sambutannya.
Suparman menilai SMAK Negeri Santo Mikael mempunyai tiga keunggulan, yaitu kemaritiman, pendidikan umum, dan fondasi spiritual Katolik. Kemenag, tutur Suparman, akan menyusun master plan sekolah tersebut sesuai Keputusan Menag Nomor 1541 Tahun 2025.
Kepala Kantor Kemenag Flores Timur, Yosef Aloysius Babaputra, mengatakan SMAK Santo Mikhael berdiri pada 2015. Saat ini, ada 384 siswa dan 1.087 alumni yang telah masuk ke perguruan tinggi.
"Ada yang jadi biarawan-biarawati, ada yang jadi TNI," imbuh Yosef.
Yosef berterima kasih kepada Menag Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Katolik Suparman yang menangkap impian-impian masyarakat Pulau Solor, Flores Timur, untuk menjadikan SMAK Santo Mikhael menjadi sekolah negeri.
"Acara hari ini juga menjadi kado Natal spesial untuk Flores Timur," jelas Yosef.
Simak Video "Video: Apa Bedanya Sekolah Rakyat, Sekolah Unggul Garuda, Sekolah Negeri?"
(hsa/hsa)