Curah Hujan Tinggi, Jembatan Penghubung 2 Desa di Lombok Timur Ambruk

Curah Hujan Tinggi, Jembatan Penghubung 2 Desa di Lombok Timur Ambruk

Sanusi Ardy W - detikBali
Rabu, 19 Nov 2025 18:37 WIB
Kondisi jembatan yang ambruk karena derasnya air sungai di Dusun Aikbeta Desa Perigi Kecamatan Suela, Lombok Timur, NTB, Rabu (19/11/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)
Foto: Kondisi jembatan yang ambruk karena derasnya air sungai di Dusun Aikbeta Desa Perigi Kecamatan Suela, Lombok Timur, NTB, Rabu (19/11/2025). (Sanusi Ardi W/detikBali)
Lombok Timur -

Jembatan penghubung Desa Perigi dan Desa Jeringo di Kecamatan Suela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), ambruk. Ambruknya jembatan disebabkan oleh curah hujan tinggi sehingga debit air meningkat.

Kepala Desa Perigi, Darmawan, mengatakan akibat jembatan ambruk menyebabkan aktivitas warga tersendat dan penyaluran makan bergizi gratis (MBG) terganggu. Hujan deras mengguyur sejak Rabu (19/11/2025) siang hingga sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hujan deras sejak siang tadi hingga sore menyebabkan jembatan ini ambruk," terang Darmawan kepada detikBali ditemui di lokasi, Rabu sore.

Kerusakan itu memutus akses utama warga, termasuk mobil pengantar MBG untuk lansia dan balita yang tidak dapat melintas. "Biasanya masyarakat kami melalui jembatan ini untuk beraktifitas, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi. Bahkan tadi mobil MBG tidak bisa mengantar karena jembatanya rusak, masak kami lempar," terang Darmawan.

ADVERTISEMENT

Darmawan menjelaskan jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi warga Dusun Aikbeta yang berada di seberang sungai. Tanpa jembatan, mereka harus memutar sejauh sekitar 20 kilometer (km) melalui Desa Pringgabaya untuk menuju kantor desa, layanan kesehatan, atau sekolah.

"Ini akses satu-satunya warga kami yang berada di seberang sungai ada dua RT. Kalau jalan alternatif harus lewat Pringgabaya dan itu cukup jauh sekitar 20 kilometer lah," pungkasnya.

Ia menambahkan, jembatan itu sebenarnya telah rusak sejak banjir bandang 2016, tapi masih bisa dilintasi. Kondisinya sudah berkali-kali dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten, tapi belum mendapat tindak lanjut.

"Kondisi rusaknya jembatan ini sudah lama, sejak tahun 2016, waktu itu banjir bandang. Kondisinya pun sudah sering kami laporkan tapi belum ada kejelasan hingga ambruknya jembatan ini hari ini," ucap Darmawan.

Untuk sementara, pemerintah desa berencana membangun jembatan darurat dari bambu agar warga tidak terlalu lama terisolasi. "Mungkin nanti kami buat jembatan dari bambu, tapi sungainya cukup dalam dan lebar itu yang kami pikirkan saat ini. Supaya jangan terlalu lama warga kami yang berada di seberang terisolasi," ujar Darmawan.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads