Honorer Protes Dipecat Meski Belasan Tahun Mengabdi lalu Disuruh Ikut Job Fair

Lombok Barat

Honorer Protes Dipecat Meski Belasan Tahun Mengabdi lalu Disuruh Ikut Job Fair

M. Zahiruddin - detikBali
Senin, 27 Okt 2025 19:50 WIB
Puluhan honorer yang dipecat, hearing ke DPRD Lombok Barat, Senin (27/10/2025). (M. Zahiruddin/detikBali)
Foto: Puluhan honorer yang dipecat, hearing ke DPRD Lombok Barat, Senin (27/10/2025). (M. Zahiruddin/detikBali)
Lombok Barat -

Sejumlah tenaga honorer di Kabupaten Lombok Barat diputus kontrak oleh pemerintah daerah. Mereka mengaku sedih dan meminta pemerintah memberikan solusi konkret, bukan sekadar membuka job fair.

Salah satunya adalah Yudi Himawan. Ia mengatakan banyak rekan sejawatnya tidak memenuhi kualifikasi lowongan kerja yang ditawarkan dalam job fair. Ia menilai langkah itu belum menjadi solusi nyata bagi honorer yang kehilangan pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan hanya memberikan solusi job fair, karena itu kan di luar kualifikasi yang dimiliki teman-teman (honorer) semua," ucapnya saat hearing di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Barat, Senin (27/10/2025).

Yudi menyebut bahwa lowongan yang dibuka dalam job fair tidak relevan dengan para honorer yang dipecat. Sebab, ia menilai rata-rata perusahaan lebih memprioritaskan pelamar yang baru lulus kuliah.

ADVERTISEMENT

"Kalau perusahaan maunya fresh graduate, kan kami ini ada yang lebih (usianya)," ujar honorer yang terakhir bekerja pada bagian sekretariat di Sekretaris Daerah (Sekda) tersebut.

Yudi berharap agar kebijakan ini ditinjau kembali oleh Pemkab Lombok Barat. Sebab, beberapa honorer sudah mengabdi selama 15 tahun, tapi karena tidak masuk database akhirnya diputus kontrak.

"Ada yang sampai 15 tahun lebih (mengabdi), tapi masak gara-gara tidak masuk database terus langsung dirumahkan. Kalau keinginan kami sih adanya solusi yang jelas, bagaimana kami tidak diputus mata pencahariannya," ungkapnya.

Hal senada disampaikan honorer berinisial L. Ia mengaku menangis ketika mengetahui dirinya tiba-tiba diputus kontrak oleh Pemkab Lombok Barat.

"Ya sedih sekali," tutur perempuan asal KecamatanKediri tersebut.

Honorer yang sebelumnya bekerja di bagian operator tersebut mengatakan ia hanya digaji Rp 900 ribu per bulan. Namun kini ia harus mencari pekerjaan lain untuk menghidupi dirinya.

Dari data yang dihimpun detikBali, terdapat 4.676 lowongan dalam job fair yang digelar Pemkab Lombok Barat. Lebih dari 3.037 posisi di antaranya merupakan pekerjaan di luar negeri.

Data tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan (Kadisnaker) Lombok Barat, Lalu Martajaya. Ia bahkan mengeklaim posisi pekerjaan yang ada di luar negeri tersebut bagus dan bisa menerima para pelamar.

"Di luar negeri itu bagus-bagus posisinya, ada perawat, ada pengasuh lansia. Tinggal kita sekarang mau nggak memanfaatkan. Mereka (pelamar) ini enak lo, karena sudah difasilitasi dan tidak langsung ke perusahaan-perusahaan itu," katanya.

Namun, Martajaya tidak membeberkan jumlah data para honorer yang sudah terserap dalam job fair tersebut. Ia mengaku tidak mendata satu persatu honorer yang mencari pekerjaan dalam job fair itu.

"Nggak bisa kami kulik-kulik (jumlahnya), karena kan kami juga nggak tahu nama-nama mereka. Hanya saja sudah kita imbau untuk mengikuti job fair ini, dan ini masih berproses," pungkasnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads