Ribuan ruang kelas di Nusa Tenggara Barat (NTB) memprihatinkan. Sedikitnya 4.000 ruang kelas SMA, SMK, dan SLB dalam kondisi rusak.
Hal itu diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB Lalu Hamdi. Kondisi ini juga menjai perhatian Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu Hamdi mengatakan telah meminta seluruh kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se-NTB untuk segera memperbarui data Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Pembaruan data ini menjadi dasar bagi pemerintah pusat dalam menentukan alokasi bantuan revitalisasi sekolah.
"Saya sudah komunikasi dengan semua kepala sekolah untuk mengupdate data Dapodik. Saya kasih waktu dua bulan. Karena pemerintah pusat melihat Dapodik sebagai dasar dalam merehabilitasi atau membangun ruang kelas baru, juga dalam pengadaan peralatan sekolah," ujarnya pada, Jum'at (24/10/2025).
Ia menegaskan pembaruan Dapodik sangat penting agar potret kondisi faktual sekolah tergambar secara akurat. Menurut Hamdi, jumlah ruang rusak bisa saja bertambah setelah proses pendataan ulang.
Namun, ia memastikan pendanaan rehabilitasi akan bersumber dari program revitalisasi sekolah pemerintah pusat. "Sekarang juga ada program yang langsung dikerjakan pusat kepada sekolah. Jadi nanti setelah datanya lengkap, akan diperbaiki oleh pusat sesuai prioritas dan tahapan," katanya.
Hamdi menyebut kunjungan Menteri AbdulMu'ti pekan lalu juga dimanfaatkanpemda untuk memperkuat koordinasi terkait persoalan pendidikan. Dalam rapat koordinasi tersebut, berbagai daerah di NTB menyampaikan aspirasi dan usulan perbaikan sekolah yang rusak.
"Beliau datang memang ada kunjungan ke NTB, tapi kami manfaatkan untuk koordinasi. Banyak kepala daerah yang menyampaikan sekolahnya rusak atau kurang fasilitas," pungkasnya.
(nor/nor)











































