PKL Menjamur, Ikon Tembolak Pelangi Mataram Kumuh

PKL Menjamur, Ikon Tembolak Pelangi Mataram Kumuh

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Jumat, 17 Okt 2025 17:21 WIB
Suasana PKL berjualan di area Ikon Tembolak Pelangi Mataram, Jalan Bypass Mataram-Gerung, Jumat (17/10/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Suasana PKL berjualan di area Ikon Tembolak Pelangi Mataram, Jalan Bypass Mataram-Gerung, Jumat (17/10/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Ikon Tembolak Pelangi Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dahulunya indah kini berubah kumuh. Musababnya, area itu menjadi lokasi berjualan para pedagang kaki lima (PKL). Bahkan, area taman yang dahulunya hijau berubah menjadi lokasi pembuangan sampah milik pedagang maupun pembeli.

Pantauan detikBali, PKL menjamur sejak pagi hingga malam sepanjang pintu masuk Jalan Bypass Mataram-Gerung. Para PKL mangkal di kanan maupun kiri jalan. Ada yang berjualan sosis, bakso bakar, tahu tek-tek, es tebu, mi ayam, rujak keliling, cilok kuah, odong-odong, dan sebagainya. Padahal, area itu dilarang untuk berjualan.

"(Area itu kan) daerah yang dilarang, (semata-mata) untuk keselamatan mereka juga. (Dalam waktu dekat akan kami lakukan relokasi) itu yang sedang kami persiapkan," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Mataram, Irwan Rahadi, saat dikonfirmasi di Mataram, Jumat (17/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irwan mengatakan jumlah PKL yang berjualan di pinggir Jalan Bypass Mataram-Gerung terus bertambah. Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram harus segera merelokasi para PKL yang berjualan di sana. Jumlah pedagang yang terus bertambah membuat Jalan Bypass Mataram-Gerung makin kumuh.

ADVERTISEMENT

"Namanya PKL (makin hari makin bertambah), (namanya juga) orang mencari keberuntungan. Nanti kami akan pantau, akan kami sisir, setidaknya ini kami lakukan agar mengatur mereka tidak berjualan terlalu maju ke luar jalan," jelas Irwan.

Sebelumnya, tutur Irwan, Pemkot Mataram beserta PKL yang berjualan di Jalan Bypass Mataram-Gerung telah melakukan kesepakatan batasan blok ke blok lain. Namun, ada oknum-oknum PKL yang tidak kooperatif. Mereka tidak berpikir tentang keindahan dan keselamatan jiwanya.

"Apalagi ada saya lihat di bawah Tembolak, ada yang nyata-nyata (berjualan, padahal itu) nggak boleh. Karena (Tembolak) itu ikon keindahan, kehadiran mereka kan membuat kumuh di sana (jadinya)," sambung Irwan.

Irwan akan berkoordinasi dengan Kasat Pol PP Lombok Barat terkait rencana relokasi PKL. Menurutnya, masing-masing institusi juga sepakat untuk mengatur PKL agar tidak mengganggu pengguna jalan.

Selain di Jalan Bypass Mataram-Gerung, Irwan juga berencana merelokasi PKL di Eks Bandara Selaparang. Pasalnya, PKL yang berjualan makin berani berjualan di area jalan.

"Kami sudah catat area-area di kota yang tidak sesuai dengan peruntukan, terutama (karena) teman-teman PKL. Prinsipnya, tidak ada larangan berusaha, tetapi mereka juga harus patuh dan taat menjaga kota," tegas Irwan.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads