Dinkes Sentil 3 SPPG di Bima gegara Sajikan Menu MBG Berulat

Dinkes Sentil 3 SPPG di Bima gegara Sajikan Menu MBG Berulat

Rafiin - detikBali
Minggu, 05 Okt 2025 12:24 WIB
Kepala Dinkes Kota Bima, Ahmad, menyampaikan materi dalam kegiatan pelatihan petugas penjamah makanan pada SPPG se-Kota Bima, Sabtu (4/10/2025). (Dok. Istimewa)
Kepala Dinkes Kota Bima, Ahmad, menyampaikan materi dalam kegiatan pelatihan petugas penjamah makanan pada SPPG se-Kota Bima, Sabtu (4/10/2025). (Dok. Istimewa)
Bima -

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Ahmad, menyentil tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah itu. Ahmad menyebut ketiga SPPG itu viral lantaran menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan berulat hingga busuk.

"Di Kota Bima ini muncul tiga SPPG yang sudah viral. Ada yang makanan yang berulat, busuk, dan sebagainya," ujar Ahmad dalam keterangannya saat menghadiri pelatihan petugas penjamah makanan pada SPPG se-Kota Bima di Hotel Mutmainnah, Sabtu (4/10/2025).

Ahmad mengingatkan para petugas SPPG untuk selalu memperhatikan kebersihan makanan gratis yang akan didistribusikan. Ia juga akan menerbitkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi SPPG yang telah memenuhi syarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Implikasinya luar biasa ketika ada kejadian yang berulang-ulang di satu dapur. Sebagai kepala Dinkes, saya tidak akan memberikan sertifikat laik higienis," imbuhnya.

Ahmad menuturkan SPPG yang bermasalah dengan menyajikan makanan tidak layak konsumsi akan berdampak pada banyak orang. Bahkan, dapur penyedia menu MBG tersebut bisa ditutup karena kelalaian pekerjanya. Walhasil, para pekerja di dapur MBG itu juga terancam kehilangan pekerjaan.

ADVERTISEMENT

"Mohon ini menjadi perhatian sekalian, mengindahkan semua apa yang sampaikan. Menjadi catatan penting terutama untuk pemilik SPPG," jelasnya.

Selain menyinggung makanan berulat, Ahmad juga menyoroti sejumlah dapur MBG yang kondisinya terbuka. Hal itu, dia berujar, justru memudahkan lalat keluar masuk dapur.

"Mohon perhatiannya agar dapur itu tidak bisa keluar masuk serangga, lalat, dan sebagainya," imbuhnya.

Ia kemudian mengingatkan para pengelola SPPG untuk memastikan makanan tidak basi saat dikonsumsi. Ia menyebut salah satu penyebab makanan cepat basi karena wadahnya yang kurang bersih.

"Makanan cepat basi akan terkontaminasi oleh bakteri. Hal ini bisa membuat anak-anak keracunan dan sebagainya," ujar Ahmad.

"Saya berharap pelatihan ini tidak hanya sekedar seremoni, tidak hanya sekedar mengikuti, lantas ilmu yang didapat diterapkan," imbuhnya.

Dapur MBG Wajib Urus Dokumen SPPL

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, Nur Komalasari, mendorong seluruh SPPG di daerah itu untuk segera mengurus Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Dokumen itu bertujuan untuk memastikan kesiapan SPPG dalam mengelola air limbah dan sampah dengan benar.

"Dokumen SPPL ini wajib diurus dan dikantongi oleh seluruh SPPG," kata Nur.

Menurut dia, hal itu penting agar pelayanan gizi yang diberikan tetap higienis, sehat, dan ramah lingkungan. "Setiap SPPG wajib memiliki tempat sampah terpilah sebagai langkah awal pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kasus Keracunan MBG Melonjak, Pemerintah Didesak Moratorium"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads