Badan Gizi Nasional (BGN) mengumpulkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Pulau Lombok untuk mengikuti pelatihan tentang peingkatan kompetensi dan kualitas pelayanan. Kegiatan ini merespons maraknya kasus siswa keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) akhir-akhir ini.
"Untuk menjamin keberhasilan program MBG ini, kualitas sumber daya manusia (SDM) di lapangan harus terus ditingkatkan. Termasuk di Lombok ini," kata Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah 3 BGN, Ranto, di Hotel Lombok Astoria, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (4/10/2025).
Perwakilan SPPG serta para penyedia menu MBG se-Pulau Lombok mendapat pelatihan tentang mekanisme pengolahan, distribusi, hingga pelayanan MBG. Menurut Ranto, berbagai hal itu perlu diketahui oleh masing-masing SPPG untuk menghindari adanya potensi keracunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ranto menegaskan kualitas pangan harus memenuhi standar higienis dan gizi seimbang. Baik pada saat proses pengadaan, pengolahan, hingga makanan tersebut disajikan kepada penerima manfaat.
Ia mengingatkan seluruh SPPG agar memberikan jaminan bahwa menu MBG yang didistribusikan tepat waktu. Terlebih untuk sekolah yang berada di wilayah terpencil. Sesuai prosedur, Ranto berujar, menu MBG tidak boleh dikonsumsi jika lebih dari tiga jam setelah makanan disajikan.
"Masyarakat, terutama peserta didik, juga harus didorong kesadarannya tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi," imbuh Ranto.
Ranto meminta pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya mendukung program prioritas Presiden PrabowoSubianto itu. Ia berharap kasus siswa keracunan menu MBG tidak terulang di lain waktu.
"Kami berharap program MBG di Lombok tidak hanya sekadar membagikan makanan, tetapi juga menjadi gerakan bersama untuk membangun budaya makan di kalangan anak," pungkasnya.
Simak Video "Video BGN: Sedikit Siswa yang Trauma, Sebagian Besar Senang dengan MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)