ASN Pemprov NTT Ditemukan Tewas Tergeletak di Pelabuhan Nunbaun Sabu

ASN Pemprov NTT Ditemukan Tewas Tergeletak di Pelabuhan Nunbaun Sabu

Yufengki Bria - detikBali
Sabtu, 27 Sep 2025 17:15 WIB
ASN Pemprov NTT, Mubarak Rachman Bahren (46), ditemukan meninggal di atas Pelabuhan Rakyat Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Sabtu (27/9/2025).
ASN Pemprov NTT, Mubarak Rachman Bahren (46), ditemukan meninggal di atas Pelabuhan Rakyat Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Sabtu (27/9/2025). (Foto: dok. Polsek Alak)
Kupang -

Seorang aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Mubarak Rachman Bahren (46), ditemukan meninggal di Pelabuhan Rakyat Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, tadi siang. Ia diduga meninggal akibat riwayat penyakit strok.

"Korban kerja di kantor gubernur. Penyebabnya bukan serangan jantung, tapi punya riwayat stroke dan penyakit lambung," ujar Kapolsek Alak AKP Albert Abel kepada detikBali, Sabtu (27/9/2025).

Albert menjelaskan, kejadian bermula saat Mubarak memancing di pelabuhan. Saat hendak pulang, ia tiba-tiba terjatuh di atas pelabuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang warga, Ronaldo Bangu (40), melihat kejadian itu dan segera mendekat. Saat diperiksa, Mubarak sudah tidak sadarkan diri. Ronaldo lalu melaporkan hal tersebut ke polisi.

ADVERTISEMENT

Tak lama kemudian, polisi tiba di lokasi. "Saat dicek korban dalam keadaan tidak bergerak dengan posisi terlungkup menggunakan baju kaus oblong warna merah lengan panjang, celana panjang warna biru dan tas sebuah berisi peralatan mancing serta sepatu kets warna biru," tutur Albert.

Menurut Albert, korban selama ini mengidap penyakit strok dan lambung. Ia juga pernah menjalani perawatan medis, namun belum dinyatakan pulih total. Meski begitu, korban tetap beraktivitas.

"Kesehatan korban tidak begitu stabil saat beraktivitas untuk memancing," terang Albert.

Albert menambahkan, jenazah Mubarak telah dibawa ke rumah duka di Perumahan PT Semen Kupang, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, untuk disemayamkan.

"Keluarga korban juga menerima kejadian itu sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi," pungkas Albert.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads