Empat anjing pelacak (K9) milik Polri tak berhasil menemukan tiga korban hanyut akibat banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pencarian korban oleh anjing pelacak itu dilakukan selama lima hari, 18-22 September 2025, di sepanjang alur sungai dan sekitarnya. Pencarian dilakukan hingga malam hari.
"Pencarian oleh tim K9 sudah berakhir kemarin dan hasilnya nihil. Jadi korban yang hilang tiga orang belum ditemukan," kata Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan, Selasa (23/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Polri dengan anjing pelacak itu telah kembali ke Kupang. Hari ini pencarian korban dilakukan secara mandiri oleh keluarga. "Pencarian mandiri oleh keluarga saja," ujar Dewa.
Diberitakan sebelumnya, anjing pelacak itu terdiri dari dua anjing K9 dari Markas Besar (Mabes) Polri, dan dua anjing K9 dari Polda NTT. Tim dengan anjing pelacak Mabes Polri sebanyak enam personel, dan lima personel tim dengan anjing pelacak Polda NTT.
Anjung pelacak itu bernama Felicia, Karel, Born dan Mosa. Selama pencarian, anjing-anjing itu terlihat mengendus sejumlah titik di sepanjang alur sungai tempat korban hilang itu hanyut.
Ada empat warga Desa Sawu yang hanyut akibat banjir bandang pada 8 September lalu. Satu orang sudah ditemukan tewas pada 10 September lalu, yakni Achiles Agustinus Busa Jago. Balita berusia 14 bulan itu ditemukan di bawah tumpukan kayu di alur sungai, sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Adapun tiga korban hanyut yang belum ditemukan itu bernama Mariano Tom Busa Jago (29), Sebastiana So'o (42), dan Desiderius Geraldi (14 bulan.
(hsa/hsa)