Bupati Nagekeo Minta Basarnas Perpanjang Pencarian 3 Korban Banjir

Bupati Nagekeo Minta Basarnas Perpanjang Pencarian 3 Korban Banjir

Ambrosius Ardin - detikBali
Rabu, 17 Sep 2025 12:47 WIB
Tim SAR gabungan dan relawan mencari tiga korban hanyut akibat banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, NTT, Minggu (14/9/2025). (Foto: Dok. Polsek Mauponggo)
Foto: Tim SAR gabungan dan relawan mencari tiga korban hanyut akibat banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, NTT, Minggu (14/9/2025). (Foto: Dok. Polsek Mauponggo)
Manggarai Barat -

Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, minta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), melanjutkan pencarian tiga korban hanyut akibat banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Diketahui, operasi pencarian sudah resmi ditutup pada hari ketujuh pencarian, Senin (15/9/2025).

"Minta perpanjangan (operasi SAR) dari Bupati ke Basarnas pusat. Sudah diajukan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone, Rabu (17/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gusti mengatakan Bupati minta operasi SAR dilanjutkan selama enam hari untuk mencari tiga korban hanyut yang belum ditemukan. "Minta perpanjang operasi SAR dua kali tiga hari atau enam hari," ujar Gusti.

"Karena perkembangan pencarian belum menemukan korban hilang," tandas dia.

ADVERTISEMENT

Belum diketahui respons Basarnas terhadap permintaan bupati Nagekeo tersebut. Pencarian korban masih dilakukan secara mandiri oleh personel TNI, Polri, dan warga.

Diketahui, tiga korban hanyut itu tidak berhasil ditemukan hingga hari ketujuh atau hari terakhir batas pencarian oleh tim SAR gabungan, Senin (15/9/2025). Pencarian tiga korban hanyut itu pun dihentikan pada hari ketujuh.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere, Fathur Rahman, mengatakan penghentian pencarian pada hari ketujuh ini sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan. Penghentian pencarian korban sudah disepakati dengan keluarga korban. Keluarga korban mengikhlaskannya.

"Secara aturan Undang-Undang Nomor 29 pencarian kita tutup di hari ini, di hari ketujuh," kata Fathur, Senin.

Kendati dihentikan, kata Fathur, pemerintah daerah, TNI, dan Polri tetap melakukan pencarian secara mandiri. Tim SAR gabungan akan kembali melakukan operasi SAR jika ada tanda-tanda korban ditemukan.

Sebelumnya terdapat empat warga Desa Sawu yang hanyut akibat banjir bandang tersebut. Satu orang sudah ditemukan tewas pada 10 September lalu, yakni Achiles Agustinus Busa Jago. Balita berusia 14 bulan itu ditemukan di bawah tumpukan kayu di alur sungai, sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Adapun tiga korban hanyut yang tak berhasil ditemukan itu bernama Mariano Tom Busa Jago (29), Sebastiana So'o (42), dan Desiderius Geraldi (14 bulan).

Selain itu, terdapat enam korban tewas akibat banjir bandang Nagekeo, semuanya di Kecamatan Mauponggo. Lima orang berasal dari Desa Sawu dan satu orang dari Desa Lokalaba. Satu korban dari desa Sawu meninggal dunia di RSUD Aeremo, kemarin sore.

Korban banjir bandang itu juga menyebabkan dua orang luka berat. Kedua korban dirujuk dari Puskesmas Maupoggo ke RSUD Aeremo Mbay, kemarin.

Dengan demikian, hingga 17 September 2025, terdapat 11 korban banjir bandang Nagekeo, termasuk korban luka. Berikut rinciannya:

Korban meninggal dunia

1. Elgius Sopi Bela (35 tahun).

2. Maria Kondriani F Nua (6 bulan), anak Elgius.

3. Fancelina Meli Boa (60 tahun), mertua Elgius.

4. Achiles Agustinus Busa Jago (14 bulan).

5. Agustinus Lena.

6. Ermelinda Co'o (36 tahun).

Korban hilang

1. Mariano Tom Busa Jago (29 tahun).

2. Sebastiana So'o (42 tahun).

3. Desiderius Geraldi (14 bulan).

Korban luka berat

1. Ferdinandus Salomon Plewang (30 tahun).


2. Yosefina Letek Keban (45 tahun).




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads