Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Ben Mboi, Kupang, dijadikan sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga negara tetangga, Timor Leste. Namun, rumah sakit di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu kekurangan sumber daya manusia (SDM) hingga sarana prasarana (sarpras).
Hal itu diungkapkan Direktur RSUP Ben Mboi, Annas Ahmad, dalam kunjungan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke RSUP Ben MBoi, Selasa (12/8/2025). Salah satu kekurangan SDM di RSUP Ben Mboi adalah dokter spesialis kardiologi intervensi.
"Kami juga menitipkan sejumlah pesan-pesan terkait dengan pemenuhan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit Ben Mboi, yang kami butuhkan di sini dokter spesialis, seperti kardiologi intervensi di Ben Mboi belum ada," kata Annas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Annas mengungkapkan RSUP Ben Mboi sudah mempunyai satu dokter jantung. Namun, dokter tersebut tengah mengambil fellowship. Annas berharap dokter itu bisa bergabung lagi sesegera mungkin agar bisa melayani masyarakat di RSUP Ben Mboi.
Selain menunggu dokter yang selesai mengambil fellowship, Annas juga berkeinginan menambah dokter jantung. Ia berharap RSUP Ben Mboi paling tidak memiliki sebanyak tiga dokter jantung.
Tak cuma penambahan dokter, RSUP Ben Mboi juga membutuhkan alat kardiologi intervensi untuk pemasangan ring jantung. "Kalau pemasangan ring jantung itu tanpa operasi, dia menggunakan alat untuk dimasukkan ring ke jantung," terang Annas.
Tak di bidang jantung, RSUP Ben Mboi juga tak memiliki dokter spesialis dan alat untuk penanganan penyakit kanker. Annas menegaskan RSUP Ben Mboi tengah mempersiapkan dokter spesialis kanker dan pemenuhan alat radioterapi.
"Mudah-mudahan harapannya 2026, sudah bisa menjalankan pelayanan radioterapi sehingga semua kasus kanker semua bisa ditangani di Ben Mboi di NTT. Jadi masyarakat tidak perlu keluar daerah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan," harap Annas.
Sementara Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, mengeklaim RSUP Ben Mboi sudah sangat mumpuni, baik sarana maupun prasarana, dalam menunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat di NTT. Tujuannya agar masyarakat tidak perlu keluar daerah demi mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Dari sisi sarana prasarana juga baik sekali dan memang sangat dibutuhkan untuk Provinsi NTT. Tadi kami sempat ngobrol dengan beberapa keluarga pasien yang datang dari kabupaten-kabupaten yang tidak dekat di Kupang. Kami lihat dan memang harus ada tambahan faskes pelayanan kesehatan yang baik lagi di NTT seperti ini," jelas Charles.
Charles menegaskan, selain melihat fasilitas di Ben Mboi, Komisi IX DPR RI juga hadir untuk memberikan perhatian dalam pemenuhan sarana penunjang untuk menjadi rumah sakit rujukan akhir di NTT.
"Kehadiran kami di sini sekaligus memberikan perhatian kepada pak gubernur agar ke depan kami bisa sama-sama menghadirkan faskes yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Karena masyarakat NTT membutuhkan lebih banyak lagi faskes layananan yang bisa melayani masyarakat," terang politikus PDIP ini.
Menurut Charles, masyarakat di NTT lebih memilih untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik sehingga bisa memilih berobat ke luar daerah. Namun, kini telah ada RSUP Ben Mboi yang memiliki sarana prasarana cukup mumpuni untuk menjadi rumah sakit rujukan.
"Alasan utama bagi masyarakat di NTT, begitu juga di tempat lain, untuk keluar dari provinsinya untuk berobat karena tidak adanya faskes pelayanan kesehatan yang memadai. Makanya kami memberikan apresiasi kepada dokter spesialis, khususnya yang datang dari luar pulau untuk bisa praktik di sini agar bisa melayani masyarakat di NTT," jelas Charles.
Charles menegaskan Komisi IX DPR RI berkomitmen untuk menyiapkan sarana yang baik sehingga masyarakat NTT mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan tidak perlu keluar daerah.
(hsa/hsa)