Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Malam Ini, Dipicu Akumulasi Gas 2 Minggu

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Malam Ini, Dipicu Akumulasi Gas 2 Minggu

Yurgo Purab - detikBali
Jumat, 01 Agu 2025 21:35 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Jumat (1/8/2025) pukul 20.48 Wita. (PVMBG)
Foto: Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Jumat (1/8/2025) pukul 20.48 Wita. (PVMBG)
Flores Timur -

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Jumat (1/8/2025) pukul 20.48 Wita. Gunung berstatus level IV Awas ini memuntahkan kolom abu setinggi 10.000 meter di atas puncak, atau kurang lebih 11.584 meter.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere, mengatakan saat meletus terlihat kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47, 3 milimeter (mm) dan durasi sementara ini Β± 3 menit 40 detik," kata Emanuel melalui siaran pers, Jumat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emanuel mengatakan saat erupsi terdengar suara gemuruh kuat terdengar di Pos PGA Lewotobi laki-laki. Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dan sektoral barat daya- timur laut 7 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki .

"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Emanuel mengatakan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.

"Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki, memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan," tandasnya.

Dipicu Akumulasi Gas yang Terperangkap 2 Minggu

Badan Geologi menyebut letusan Gunung Lewotobi Laki-laki dipicu oleh akumulasi gas yang terperangkap selama dua minggu terakhir. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menerangkan sejak pukul 18.00 Wita-20.00 Wita terjadi peningkatan gempa vulkanik yang erupsi eksplosif dengan ketinggian kolom abu 10.000 meter di atas puncak gunung. Material letusan tersebar ke segala arah dengan lontaran sejauh 3-4 kilometer dari kawah.

"Informasi peringatan telah disampaikan kepada masyarakat di sekitar gunung api sebelum erupsi terjadi," ujar Wafid, Jumat malam.

Sebelumnya, Wafid mencatat berdasarkan data kegempaan dari 29-30 Juli 2025 hingga pukul 06.00 Wita, terdapat 7 kali gempa guguran, 10 kali gempa embusan, 11 kali gempa tremor non-harmonik, 2 kali gempa low frequency, 12 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali tektonik lokal, 13 kali gempa tektonik jauh, 2 kali getaran banjir lahar, dan 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 7,4 milimeter (mm).

Wafid menyebut guguran yang terjadi pada periode ini disebabkan adanya material yang berada di lereng yang tidak stabil karena intensitas hujan yang berada di puncak yang menyebabkan adanya guguran dan banjir lahar di Hokeng Jaya, Dulipali dan Nurabelen.

Berdasarkan pengamatan visual, lanjut Wafid, terdapat asap putih tebal yang keluar dari kawah yang sebagian besar berupa uap air. Hal ini menunjukkan suhu yang meningkat di area puncak.

Sementara berdasarkan data kegempaan, ujar Wafid, ada tren kenaikan aktivitas gempa vulkanik dalam, tetapi terjadi penurunan gempa Harmonik dan non-Harmonik. Hal ini menandakan bahwa aktivitas magma masih kuat, baik di kedalaman maupun mendekati permukaan.

Berdasarkan data deformasi, kata Wafid, merujuk hasil pemantauan Global Navigation Satellite System (GNSS) masih terekam pola deflasi yang berlangsung selama lima hari terakhir. Ini mengindikasikan adanya migrasi magma dari kedalaman menuju zona yang lebih dangkal.

"Indikasi ini diperkuat oleh tren penurunan data tiltmeter pada periode yang sama, Lokasi tiltmeter berada lebih dekat ke kawah, yakni pada radius sekitar 4 km, dibandingkan dengan stasiun GNSS yang berjarak sekitar 6,5 km dari kawah," paparnya, Kamis (31/7/2025).




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads