Lomba Binaraga Wanita Tampil Setengah Telanjang di Fornas NTB Dikecam

Lomba Binaraga Wanita Tampil Setengah Telanjang di Fornas NTB Dikecam

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 29 Jul 2025 08:31 WIB
Penampilan Inorga Miss Glamour yang mendapat sorotan pada pelaksanaan Fornas ke VIII NTB tahun 2025. (dok. Tangkapan layar Facebook @SadikWadi).
Foto: Penampilan Inorga Miss Glamour yang mendapat sorotan pada pelaksanaan Fornas ke VIII NTB tahun 2025. (dok. Tangkapan layar Facebook @SadikWadi).
Mataram -

Salah satu cabang lomba dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) menuai kecaman setelah video penampilan peserta binaraga wanita setengah telanjang viral di media sosial. Lomba tersebut berada di bawah naungan Induk Organisasi Olahraga (Inorga) Binaraga yang tergabung dalam Persatuan Binaraga dan Fisik Indonesia (Perbafi).

Video berdurasi satu menit tersebut beredar di grup-grup WhatsApp dan sosial media. Lomba tersebut digelar di Raja Hotel, Kuta Mandalika, Lombok Tengah, pada Senin (28/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Astaghfirullahal'aziim Pulau Seribu Masjid, lomba mempertontonkan aurat perempuan. Na'uzubillah," ujar pemilik akun Facebook @MukyahUsman dalam postingan akun @SadikWadi.

Postingan tersebut langsung mendapat kecaman dari warganet. Banyak yang menyayangkan lomba binaraga tersebut digelar di pulau yang dijuluki Pulau Seribu Masjid.

ADVERTISEMENT

Ketua Panitia Pelaksana Fornas VIII tahun 2025, Nauvar Furqani Farinduan, angkat bicara perihal viralnya lomba binaraga wanita tersebut. Ia menyebut pihaknya telah melakukan verifikasi kepada Inorga Binaraga.

Ia menjelaskan bahwa panitia daerah tidak mendapatkan informasi rinci mengenai teknis pelaksanaan lomba dari pihak Inorga pusat. Ia pun sudah menyampaikan keberatan.

"Kami meminta jika ada mata lomba yang serupa untuk dapat segera dihentikan. Kami sudah menyampaikan keberatan," jelas Farin dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

Farin juga telah menyampaikan permintaan maaf karena atas kegaduhan tersebut. Ia menuturkan kewenangan dan detail pelaksanaan lomba untuk masing-masing Inorga menjadi ranah Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Korminas).

"Jika ini terinformasikan dari awal, kami pasti akan berikan solusi konkret. Misalnya pengetatan akses masuk di area tersebut. Serta hal-hal lain yang dapat meminimalisasi sorotan publik," lanjut Farin.

"Kami sudah melayangkan komplain. Sekali lagi kami memohon maaf, hal ini luput dari pantauan kami," imbuh Farin.

Farin menegaskan bahwa tanggung jawab penentuan jenis dan mata lomba berada di tingkat pusat. Panitia daerah, kata dia, hanya memfasilitasi teknis pelaksanaan berdasarkan informasi yang diberikan.

"Inorga pusat punya beberapa mata lomba, mata lomba dirumuskan dalam satu technical handbook. Kemudian, technical handbook diserahkan kepada Korminas untuk selanjutnya disampaikan kepada kami," bebernya.

Namun, dalam menganalisis technical handbook tersebut, panitia pusat fokus pada penyiapan dari teknis lomba, bukan substansi. Sedangkan panitia daerah tidak memperoleh informasi rinci mengenai teknis pelaksanaan lomba.

"Kami di panitia tidak memperoleh informasi yang utuh terkait mata lomba tersebut. Seharusnya mereka bisa sampaikan di awal sehingga kami bisa membuat langkah tindak lanjut untuk melakukan supervisi," sambungnya.

Meski sempat memicu kontroversi, Farin menambahkan bahwa secara umum pelaksanaan Fornas VIII hingga hari ketiga berlangsung lancar. Dampak positif dari Fornas dirasakan oleh pelaku usaha akomodasi (perhotelan) dan pelaku UMKM.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads