Evaluasi MBG Seusai Siswa Keracunan, Melki Minta Penyajian Ikuti BGN-BPOM

Sui Suadnyana, Simon Selly - detikBali
Jumat, 25 Jul 2025 14:52 WIB
Foto: Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama wakilnya, Johni Asadoma, rapat bersama bupati, wali kota, dan OPD untuk mengevaluasi program MBG, Jumat (25/7/2025). (Dok. Pemprov NTT)
Kupang -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) seusai siswa mengalami keracunan. Menurutnya, peristiwa keracunan yang dialami siswa di Kota Kupang dan Sumba Barat Daya perlu direspons serius.

"Agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Ini bukan soal program MBG yang salah, tetapi tata kelolanya yang perlu diperhatikan di tingkat pelaksana," kata Melki dalam siaran pers, Jumat (25/7/2025).

Melki mengingatkan agar penyajian MBG harus betul-betul sesuai dengan arahan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kalau kita kerja sesuai dengan arahan yang dibuat oleh BGN dan beberapa pihak terkait seperti Badan POM dan yang lainnya, tidak mungkin keracunan. Ini persoalan tata kelola yang perlu dibenahi," jelas Melki.

Melki menegaskan program MBG di NTT sudah berjalan di banyak tempat. Menurutnya, sudah waktunya untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program MBG di NTT agar bisa diakselerasi dengan cepat sesuai arahan dan tugas dari pemerintah pusat. Terlebih, NTT mendapatkan kuota pendirian sebanyak 600 sampai 800 dapur MBG.

"Untuk itu penting agar evaluasi terkait percepatan pembuatan dapur ini harus disikapi secara serius, baik oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota se-NTT. Intinya adalah jumlah dapur di NTT ini makin lama makin mendekati yang memang harus didirikan di NTT," tegas Melki.



Simak Video "Video: 251 Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Setelah Menyantap MBG"


(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork