Pasangan suami istri, John dan Riana, meluapkan kekesalannya saat mengunjungi Kampung Adat Ratenggaro, di Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT). Kreator konten yang dikenal dengan kanal Youtube Jajago Keliling Indonesia itu mengeluhkan pengalamannya dipalak warga saat berwisata di kampung adat tersebut.
Momen itu pun viral setelah diunggah melalui akun Instagram @jajago.keliling.indonesia. Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla, lantas meminta maaf dan berjanji akan mengevaluasi pengalaman tak mengenakkan yang dialami John dan Riana. Berikut ulasannya.
Duduk Perkara
Melalui unggahannya, John menjelaskan mobil mereka dikerumuni anak-anak yang menawarkan jasa foto saat memasuki Ratenggaro. Anak-anak itu justru terus mengejar pasutri itu saat tawaran mereka ditolak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak sedikit yang meminta uang dengan dalih untuk membeli buku, bahkan ada orang dewasa juga ikut, Ko, bagi uang rokok," tulis akun Instagram @jajago.keliling.indonesia dalam unggahan yang dilihat detikBali, Minggu (18/5/2025). Ejaan dalam keterangan video tersebut sudah disesuaikan.
John tampak kesal ketika menikmati suasana kampung adat tersebut. Musababnya, mereka dikenakan tarif sewa kuda dan jasa foto lebih tinggi dari kesepakatan awal.
Pasutri itu menyebut harga sewa kuda yang sedianya disepakati Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 75 ribu. Kemudian, jasa foto dari yang disepakati Rp 10 ribu, dinaikkan menjadi Rp 25 ribu. Tak hanya itu, mereka juga mengeluhkan saat didatangi orang dewasa di kampung itu dan meminta uang kompensasi.
"Intinya, sangat tidak nyaman dan pengalaman buruk selama wisata di sini," imbuhnya.
Youtuber yang melakukan perjalanan keliling Indonesia itu kembali dibikin kesal saat perjalanan pulang. Mobil yang mereka kendarai diadang sejumlah orang di tepi jalan dan dimintakan uang saat melaju dari Ratenggaro menuju Tambolaka. Mereka menyebut kejadian tak mengenakkan itu terjadi pada 12 Mei lalu.
"Kami hanya berharap agar kejadian ini mendapat atensi dari pemerintah daerah," imbuh mereka.
Sebut Perbuatan Oknum
Youtuber tersebut menegaskan alam dan budaya Sumba begitu indah. Mereka pun bertemu dengan orang-orang baik dan ramah saat perjalanan di daerah itu. Mereka menyebut peristiwa yang merusak citra pariwisata Sumba itu hanya akibat ulah oknum.
"Kami kira mungkin hanya ulah oknum, atau pasti sudah dibenahi oleh pemerintah setempat," sambungnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata SBD, Christofel Horo, membenarkan peristiwa yang mencoreng pariwisata di daerah tersebut. Ia mengaku sudah membahas persoalan tersebut dengan sejumlah pihak terkait agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Kami sudah koordinasikan dengan Pak Camat Kodi Bangedo untuk segera secara bersama pihak Polsek Kodi Bangedo, Danramil Kodi, Kades, pengurus KAR (Kampung Adat Ratenggaro) dan tokoh masyarakat khususnya di KAR," kata Christofel saat dikonfirmasi, Minggu.
Christofel mengatakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat setempat dilaksanakan pada 20 Mei mendatang. Sesuai arahan Bupati SBD, dia berujar, persoalan yang dikeluhkan wisatawan itu akan dibahas lebih lanjut di tingkat kabupaten pada 23 Mei mendatang.
Bupati Minta Maaf
Bupati SBD, Ratu Ngadu Bonu Wulla, lantas meminta maaf atas peristiwa yang dialami John dan Riana. Ia mengakui peristiwa tersebut memberi kesan buruk bagi pariwisata SBD.
"Tentunya saya minta maaf kepada wisatawan yang hadir di SBD terkait peristiwa ini," ujar Ratu Wulla melalui sambungan telepon, Minggu malam.
Ratu Wulla mengungkapkan dirinya baru tiga bulan menjabat sebagai bupati. Ia berjanji akan melakukan pembenahan demi mengembangkan potensi pariwisata di Sumba Barat Daya.
"Kami baru menjabat tiga bulan dan memang kami di SBD ini menariknya di bidang pariwisata. Untuk itu, kami akan lakukan rapat untuk membahas persoalan itu," imbuhnya.
Politikus Partai NasDem itu juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Ia berharap Youtuber Jajago Kelilingi Indonesia dapat memahami kondisi masyarakat di SDB yang membuat perjalanan mereka kurang mengenakkan.
"Ini menjadi catatan bagi untuk kami lakukan pembenahan, untuk 100 hari ke depan kami. Kami di SBD potensi pariwisata sangat mumpuni," pungkasnya.
(iws/iws)