Direktur RSUD NTB Bantah Tarif Rp 2,6 Juta Antar Mayat Janin ke Sumbawa Barat

Direktur RSUD NTB Bantah Tarif Rp 2,6 Juta Antar Mayat Janin ke Sumbawa Barat

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 08 Apr 2025 12:11 WIB
Suasana RSUD Provinsi NTB. Foto: (Ahmad Viqi/detikBali).
Ilustrasi - RSUD NTB. (Foto: Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Herman Mahaputra alias Jack membantah adanya tarif pengantaran jenazah Rp 2,6 juta. Hal itu dia ungkapkan setelah seorang ibu bernama Yuliana yang terpaksa membawa mayat janinnya dari Mataram ke Sumbawa Barat menggunakan taksi online.

Jack mengakui Yuliana sempat bertanya terkait biaya pengantaran mayat janinnya tujuan Sumbawa Barat. Ia mengeklaim petugas RSUD NTB sudah menyiapkan mobil ambulans sebelum Yuliana naik taksi online.

"Informasi ada permintaan biaya Rp 2,6 juta itu posisi pasien bertanya. Kami menjawab tidak ada. Nah, setelah bertanya itu, kami menyiapkan mobil ambulans. Saat proses menyiapkan itu ternyata dia sudah membawa jenazah bayinya," ungkap Jack ditemui di kantor Gubernur NTB, Selasa (8/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jack, beberapa jenazah pasien asal Pulau Sumbawa yang sempat dirawat di RSUD NTB selalu diantar menggunakan mobil jenazah atau mobil ambulans. Ia menyebut biaya pemulangan jenazah itu dibebankan oleh pemerintah daerah setempat dan Baznas NTB.

"Bahkan kalau tidak ada bantuan, saya pakai dana pribadi untuk membantu," imbuh Jack yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia NTB itu.

ADVERTISEMENT

Jack mengaku sudah berkomunikasi dengan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal terkait pengadaan mobil ambulans khusus mengantar jenazah menuju Pulau Sumbawa. Seusai arahan gubernur, dia melanjutkan, ambulans akan disiapkan oleh Baznas NTB.

"Ambulans RSUD NTB khusus untuk operasional. Karena membawa jenazah tidak ditanggung oleh RSUD," imbuhnya.

DPRD NTB sebelumnya berencana memanggil manajemen RSUD NTB. Musababnya, pasien bernama Yuliana terpaksa memulangkan mayat janinnya menuju Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat, dengan taksi online, Minggu (6/4/2025).

Sejauh ini, Jack belum mendapatkan kabar terkait permintaan klarifikasi terkait kasus tersebut kepada Komisi V DPRD NTB. Meski begitu, ia berjanji untuk terus meningkatkan layanan di RSUD NTB.

"Biasalah itu, semakin tinggi pohon semakin kencang angin. Itu jadi introspeksi saya dan jajaran biar bisa lebih baik ke depan. Saya tidak akan membenarkan diri biar masyarakat yang menilai," tandas Jack.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads