Asosiasi Tour Operator Senaru (ATOS) mendatangi kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Mereka menuntut penambahan kuota pendakian ke Gunung Rinjani ketika para wisatawan ramai berkunjung.
"Kami meminta penambahan kuota untuk tour operator (TO), mereka harus difasilitasi setiap high season selama terdata by name (dan) by address-nya dari masing-masing TO supaya tidak merugikan banyak orang, seperti guide, porter, TO, sopir dan para pedagang," kata Ketua ATOS, Munawir, ketika dikonfirmasi detikBali, Sabtu (5/4/2025).
Tujuan permintaan penambahan kuota pendakian dimaksudkan untuk memulihkan perekonomian para pelaku wisata setelah Gunung Rinjani ditutup selama tiga bulan. Menurut Munawir, para TO selama ini selalu melakukan promosi untuk mendatangkan tamu dari mancanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika ramai seperti ini, kami harus berusaha mengejar target untuk mengembalikan modal karena ini momen liburan para tamu, khususnya dari mancanegara. Sementara sebelumnya kami melakukan promosi dan melakukan iklan, itu semua kan butuh biaya. Ketika tamu ramai datang, kok kami tidak kebagian tiket ke Rinjani," ujar Munawir.
Munawir menilai pembatasan kuota pendakian Gunung Rinjani tidak sesuai dengan visi misi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, yang ingin menjadikan Bumi Gora Makmur Mendunia. "Masak semuanya dibatasi, promosi dilarang, kuota dibatasi, semuanya itu tidak sesuai dengan visi misinya gubernur untuk menjadikan NTB mendunia, tamu bawa uang masak kita tolak," ungkap Munawir.
Kepala Balai TNGR, Yarman, mengatakan pengaturan kuota pendakian Gunung Rinjani dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi para wisatawan. Pembatasan kuota pendakian dilakukan setelah melakukan berbagai pertimbangan dan kajian, mengingat fasilitas dan daya tampung Gunung Rinjani terbatas.
"Kami lihat kan daya dukung dan daya tampung terbatas, makanya kami atur supaya pengunjung di atas (Rinjani) merasa nyaman. Pengaturan kuota jumlah pendaki ini sudah melalui pertimbangan dan juga kajian," jelas Yarman.
TNGR membatasi sebanyak 700 pendaki per hari. Jumlah itu telah dibagi ke semua jalur pendakian Gunung Rinjani. Jumlah terbesar berada di jalur Senaru, Torean, dan Sembalun, yang mencapai sekitar 300 orang. "Ada jalur yang mendapat kuota 100 dan 150 orang seperti jalur Timbanuh, Tetebatu dan jalur Aik Berik," beber Yarman.
(iws/iws)