Warga Dubai, Uni Emirat Arab, bernama Ahmed Samy Niazy Elgharably digigit ular berbisa saat menginap di Novotel Hotel, Kuta Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban digigit pada tanggal 22 Juli 2024. Namun, hingga saat ini luka akibat gigitan ular tersebut tak kunjung pulih.
Kuasa hukum korban, Bayu Perdana, mengatakan jika Ahmed Samy menuntut keadilan dari manajemen Novotel Hotel, Kuta Mandalika. Pasalnya, korban digigit saat beraktivitas di lingkungan hotel.
"Memang pihak hotel telah menanggung biaya pengobatan di Indonesia saat insiden. Tapi, setelah kembali ke Dubai, klien kami melaporkan bahwa kaki yang tergigit ular tersebut tidak dapat kembali seperti semula (masih) membengkak," kata Bayu, Selasa (25/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kaki Ahmed Samy terus mengalami gangguan. Berdasarkan keterangan dokter di Dubai, kaki korban berpotensi berdampak jangka panjang terhadap kesehatannya. Untuk itu, Ahmed Samy meminta pertanggungjawaban dari Notovel Hotel Lombok atas kejadian ini.
"Kami sudah bernegosiasi hingga mengirim somasi kepada Novotel Hotel Lombok. Namun, belum ada tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan ini," tegasnya.
Bayu mengatakan meski somasi telah dikirim, pihak Novotel belum memberi keterangan maupun tanggung jawab. Akhirnya, Ahmed Samy melaporkan permasalahan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Lombok dengan nomor laporan: 14BPSK/II/2025.
"Korban berhak atas kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian sebagaimana dimaksud dalam UU Perlindungan Konsumen dan ganti rugi immaterial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1371 KUHPerdata," tegasnya.
Menanggapi hal itu, kuasa hukum Novotel Endri Susanto mengatakan telah bertanggungjawab atas insiden yang dialami Ahmed Samy. "Kejadian itu kan di taman air mancur hotel. Jadi kami memang sudah berikan pelayanan dan penanganan," katanya.
Korban saat itu dilarikan ke RS Mandalika dan sempat dilarikan ke RS Siloam di Kota Mataram. Bahkan, korban diberikan waktu tambahan untuk melakukan pengobatan.
"Kami sudah bertanggung jawab. Jadi total biaya yang kami keluarkan ada puluhan juta ya," tandas Endri.
(nor/nor)