Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), merawat 13 penderita human immunodeficiency virus (HIV) sejak awal Januari hingga pekan pertama Maret 2025. Dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya merupakan penyuka sesama jenis (homoseksual atau gay).
"Ada 10 orang lelaki suka lelaki. Mereka reaktif positif HIV," ungkap Kasi Humas dan Pemasaran RSUD Dompu, Muhammad Iradat, kepada detikBali, Minggu (9/3/2025).
Iradat mengungkapkan para gay itu terkena HIV karena kerap melakukan hubungan seksual menyimpang dengan pasangan sesama jenisnya. Awalnya, mereka tertutup dan enggan mengungkapkan kronologi terkait kebiasaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas terus berupaya menggali lebih dalam kebiasaan sehari-hari para penderita HIV itu. Perlahan-lahan, mereka pun mulai terbuka dan menceritakan penyimpangan seks yang sering mereka lakukan.
"Mereka sangat tertutup untuk pasangannya. Mereka akan jujur atas penyimpangannya setelah kami gali semakin dalam atas kondisinya," tutur Iradat.
Iradat menegaskan identitas dan alamat para penderita HIV dari kalangan gay tersebut bersifat privasi pasien. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menghindari timbulnya stres dan depresi pada mereka.
RSUD Dompu, dia berujar, memberikan pelayanan Antiretroviral (ARV) atau obat untuk menekan pertumbuhan virus HIV kepada para penderita. Termasuk konseling dokter, pemeriksaan laboratorium, rontgen. hingga pemeriksaan viral load pasca-pemberian ARV.
"Dengan jumlah pasien reaktif tersebut, alhamdulillah mereka mendapat pelayanan ARV langsung dari RSU Dompu dan pelayanan lanjutannya," pungkasnya.
(iws/iws)