Stefanus Ngongo Bani (36) dan Apliana Lero (35) tewas tersambar petir saat sedang berada di rumah mereka di Kampung Raba Malouna, Desa Kadi Wano, Kecamatan Wewewa Timur, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasangan suami istri (pasutri) itu tersambar petir sekitar pukul 15.00 Wita pada Selasa (4/3/2025).
"Kejadiannya sangat tragis. Ada pasangan suami istri ditemukan tewas setelah tersambar petir," ujar Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra, di kantornya, Rabu (5/3/2025).
Henry menuturkan wilayah tersebut awalnya diguyur hujan lebat disertai petir. Ketika itu, Stefanus sedang duduk di dekat terminal listrik di dalam rumahnya. Sementara itu, Apliana sedang mencuci piring di belakang rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba saja terjadi petir yang langsung menyambar para korban," tutur Henry.
Menurut Henry, seorang warga bernama Gabriel Wilunga mengaku sempat melihat kabel listrik terbakar di sebelah Stefanus. Gabriel lantas menarik kabel listrik tersebut.
Stefanus sempat berupaya untuk bangkit, tetapi akhirnya terjatuh hingga meregang nyawa. Tak lama setelah itu, Gabriel bergegas mengabarkan kejadian itu kepada warga setempat.
Saat dicek, kondisi tubuh Stefanus dan Apliana sudah menghitam serta kulitnya terkelupas. "Kedua korban meninggal dunia akibat luka bakar parah yang disebabkan sambaran petir," beber Henry.
Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polsek Wewewa Timur. Polisi kemudian mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Anggota Polsek Wewewa Timur telah melakukan identifikasi terhadap kedua korban. Namun, untuk proses lebih lanjut keluarga menolak untuk dilakukan autopsi," pungkas Henry.
(iws/hsa)