Sejumlah peristiwa di Nusa Tenggara (Nusra) menarik perhatian pembaca detikBali pekan ini, Minggu (5/1/2025) hingga Sabtu (11/1/2024). Mulai pendaki Gunung Rinjani dilarang bawa plastik, truk ekspedisi di Flores Timur masuk got dan bikin tiga orang tewas, hingga Denny Sumargo serahkan donasi Agus Salim ke pengungsi Lewotobi.
Berikut rangkuman peristiwa di Nusa Tenggara selama sepekan dalam rubrik Nusra Sepekan.
Pendaki Rinjani Dilarang Bawa Plastik, Ancamannya Blacklist
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) melarang pendaki membawa plastik saat mendaki ke Gunung Rinjani, Lombok. Larangan itu mulai diberlakukan pada pembukaan jalur pendakian pada 3 April 2025.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Maladi mengatakan pelarangan membawa plastik ke gunung Rinjani itu untuk menyikapi masifnya sampah anorganik yang dikumpulkan di jalur pendakian Gunung Rinjani.
"Dari data kemarin ada 40,8 ton sampah pendaki. Dari total itu ada 38,2 ton sampah anorganik dari para pendaki," kata Jamal, Senin (6/1/2025).
Dari 38,2 ton sampah anorganik yang dibawa pendaki, di antaranya plastik sebanyak 20,4 ton, kaleng sebanyak 3,7 ton, kaca 0,72 ton, botol plastik 5,3 ton, dan tisu kertas 7,9 ton selama 2024.
Jamal mengatakan berdasarkan data itu, solusi yang ditawarkan Dinas Pariwisata NTB setelah berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani adalah melarang para pendaki membawa plastik saat naik ke Rinjani.
Dia menyarankan agar semua wisatawan yang naik ke Gunung Rinjani untuk memakai tumbler sebagai wadah air. Selain itu, membawa wadah logistik yang dibungkus plastik atau botol kaca.
"Nanti pakai tumbler untuk wadah air, nggak boleh lagi pakai botol plastik. Kalau Tupperware sebagai wadah logistik yang dibungkus plastik seperti mi instan dan sebagainya," kata Jamal.
Terpisah, Kepala TNGR Yarman menjelaskan aturan pelarangan membawa plastik ke Gunung Rinjani itu mulai diberlakukan tahun ini.
"Ini untuk mengurangi sampah plastik. Nanti kami cek semua barang yang dibawa pendaki saat naik dan turun kami cek juga," katanya.
Yarman sepakat semua bungkus logistik dari plastik harus dipindahkan ke wadah lain. Jika aturan itu dilanggar, Yarman berujar, para pendaki akan terancam blacklist atau pelarangan pendakian selama dua tahun.
"Artinya pemberlakuan ini supaya tidak ada lagi sampah yang kita temukan di Rinjani. Porter juga kami periksa semua tidak terkecuali," tegasnya.
Truk Ekspedisi di Flores Timur Masuk Got, 3 Orang Tewas
![]() |
Sebuah truk ekspedisi yang memuat keramik terperosok ke got saat hendak melalui jalan menurun di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibatnya, tiga orang tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
"(Korban) yang meninggal itu Eman, Peti, dan Rian," kata Lolik, salah satu korban selamat saat ditemui di Puskesmas Lewolaga, Rabu (8/1/2025).
Kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 05.00 Wita pada Rabu. Truk berpelat nomor L 8675 UU itu diduga mengalami rem blong sehingga sopir tak bisa mengendalikan kendaraannya.
Menurut Lolik, ketiga korban yang meninggal dunia sempat meloncat dari truk saat kendaraan itu masuk ke got di kiri jalan. Truk itu diketahui mengangkut sembilan penumpang termasuk sopir.
"Kondisi kami aman. Yang terluka dua orang, Tiga teman mereka loncat," kata warga lain yang selamat, Yonggi.
Kasat Lantas Flores Timur, Iptu Agus Heriawan, mengungkapkan truk yang dikemudikan oleh Yohanes Nong Thoe Mbulu itu semula melintas dari arah Maumere menuju Larantuka. Ketika itu, empat orang duduk di bak truk dan empat orang lainnya duduk di kursi depan bersama sopir.
"Pada saat memasuki tikungan dan turunan, pengemudi hendak mengoper perseneling dari gigi 3 ke gigi 2, tetapi tidak berhasil," ujar Agus.
Sopir truk itu, Agus melanjutkan, sempat berusaha mengerem kendaraannya. Lantaran rem tak berfungsi, sopir itu pun membanting setir ke kiri dan menabrak tebing di pinggir jalan.
"Keempat penumpang yang ada di atas bak mobil jatuh terpental dan terjepit mobil dan meninggal dunia tiga orang," pungkasnya.
Soal Gaji dan THR Guru PAI klik halaman berikutnya
![]() |
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB menegaskan bahwa pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 bagi ribuan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di NTB bukan merupakan tanggung jawab mereka.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kemenag NTB, Muhammad Ali Fikri, menyusul aksi puluhan guru PAI yang mendatangi kantor DPRD NTB, Selasa (7/1/2025). Fikri menjelaskan, kewajiban pembayaran THR dan gaji ke-13 ada pada instansi yang mengeluarkan surat keputusan (SK) pengangkatan guru.
"Sudah klir, kalau yang membayar itu adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Karena mereka yang memberi SK, termasuk untuk guru SD dan SMP di kabupaten/kota," katanya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Rabu (8/1/2025).
Fikri menyarankan para guru PAI yang belum menerima haknya untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB serta Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
"Kami sudah jelaskan kemarin di Komisi V DPRD NTB dan menyerahkan landasan hukumnya. Jadi, saran kami silakan ke Dikbud NTB dan BKD," tandasnya.
Diketahui, puluhan guru PAI mendatangi kantor DPRD NTB untuk menuntut pembayaran THR dan gaji ke-13 yang belum mereka terima. Ketua Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam NTB, Sulman Haris, meminta pemerintah daerah dan DPRD NTB mencari solusi untuk memenuhi hak guru PAI, baik PNS maupun non-PNS.
"THR itu belum dibayar 50 persen tahun 2023. Tahun 2024 belum 100 persen. Yang sudah dibayar hanya untuk guru PAI di tingkat TK, SD, dan SMP," kata Sulman seusai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPRD NTB, Selasa (7/1/2025).
Menurut Sulman, dari total 8.000 guru PAI di NTB, hanya 3.000 yang telah menerima insentif THR dan gaji ke-13. Mereka yang sudah menerima berasal dari Kabupaten Sumbawa, Mataram, Lombok Utara, dan Sumbawa Barat.
Nelayan di Bima Tangkap Ikan Kerapu Raksasa 164 Kg
![]() |
Seorang nelayan di Kabupaten Bima, NTB, berhasil menangkap seekor ikan kerapu raksasa. Saking besarnya, ikan dengan berat 164 kilogram (kg) itu, harus diangkut menggunakan gerobak.
Nelayan yang berhasil menangkap ikan kerapu jumbo itu yakni Arifudin (28), pria asal Dusun Gusung, Desa Bugis, Kecamatan Sape. Ikan kerapu raksasa itu adalah hasil pancingan Arifudin bersama dengan pamannya, Suaeb, di sekitar perairan Laut Sape.
"Hasil pancingan tadi," kata Arifuddin kepada detikBali, Rabu (8/1/2025).
Arifudin bangga bisa menangkap ikan besar. Sebab, selama 14 tahun berprofesi sebagai nelayan, baru kali ini mendapat ikan kerapu ukuran raksasa dari hasil memancing.
"Sejak SMA mulai melaut, ini pertama kalinya saya mendapat ikan kerapu besar," katanya.
Ia mengatakan tidak mudah menangkap ikan itu. Bahkan untuk mengangkat ikan kerapu sampai ke atas perahu, dia bersama dengan pamannya sampai kesulitan. Untungnya ada nelayan lain yang membantu.
"Ada lima orang yang membantu angkat ke perahu," tuturnya.
Setelah berhasil diangkat ke perahu, ikan kerapu raksasa lalu dibawa ke darat untuk dibawa ke tempat penjualan. Proses pengangkutan ikan kerapu raksasa menggunakan gerobak.
"Hasil timbang, beratnya 164 kg dengan harga Rp 40.000 per kg atau sekitar Rp 6,5 juta," imbuh Arifudin.
Denny Sumargo serahkan donasi Rp 1,7 M klik halaman berikutnya
![]() |
Denny Sumargo menyerahkan donasi Agus Salim senilai Rp 1,7 miliar untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, NTT, Kamis (9/1/2025). Bantuan sembako dan kebutuhan lain itu diangkut dengan 20 truk.
Momen menyerahkan bantuan bencana itu diunggah melalui Instagram @semargodenny. Warga dari anak-anak hingga dewasa menyambut dengan antusias dan bahagia kedatangan sang aktor, presenter, atlet, dan kreator konten Indonesia itu.
"Apa kabar semuanya? Haus? Banyak air minum," kata Denny kepada para pengungsi seperti dilihat dalam video.
"Ini hari kita minum air bersih," sahut ibu-ibu pengungsi dengan semringah.
Pria kelahiran 1981 itu mengajak warga untuk berdoa bersama. Ia berharap para pengungsi bisa melewati bencana erupsi.
"Biar kita berdoa sama-sama supaya kalian bisa melewati ini semua dengan baik. Dan supaya Gunung Lewotobi Laki-laki, dia sudah berhenti," ucap Denny.
"Supaya Tuhan memberikan rahmatnya dari langit. Kita berdoa bersama-sama. Dia bisa senang sesuai dengan hati kita yang tenang," imbuh pebasket asal Makassar itu.
Denny kemudian terlihat dipeluk anak-anak pengungsi. Sebagian ibu-ibu meneteskan air matanya. Mereka kemudian mendapatkan bingkisan bantuan dalam kantong plastik merah dan ada pula dalam bak plastik.
Penyerahan bantuan Rp 1,7 miliar kepada korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki itu sebagai tanggung jawab atas uang donasi Agus Salim yang disiram air keras yang selama ini menimbulkan polemik.
Simak Video "Video: Pendakian Rinjani Dibuka Kembali, Warganet Brasil Protes!"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)