Pengungsi Lewotobi Kelaparan, BPBD Flores Timur Akui Terkendala Personel

Pengungsi Lewotobi Kelaparan, BPBD Flores Timur Akui Terkendala Personel

Yurgo Purab - detikBali
Minggu, 05 Jan 2025 16:08 WIB
Suasana pos pengungsian Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT. (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Suasana pos pengungsian Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT. (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh tidak mendapat jatah makan siang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mengakui distribusi logistik untuk para pengungsi terkendala jumlah personel yang terbatas.

Salah satu pengungsi, BB, terpaksa harus kembali ke kampung asalnya di Desa Nobo yang masih masuk dalam zona merah. Ia memilih pulang untuk memasak di sana karena kelaparan. Selain kelaparan, pengungsi juga mengeluhkan makanan dan lauk pauk di tenda pengungsian habis.

"Kemarin siang (Jumat, 3/1/2025) tidak makan. Mereka tidak masak memang di dapur. Kami pulang dari kampung (Desa Nobo), mama-mama mengeluh lapar. Kebetulan ada sisa nasi dari kampung, jadi kami beri mereka makan," kata BB yang mengungsi di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Sabtu (4/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengungsi lainnya, RB, merasa logistik di tempatnya mengungsi kerap habis. Warga Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang, itu mengaku beberapa kali meminta logistik, tetapi petugas mengatakan tidak ada.

"Kita pergi minta ke bagian logistik, (katanya) ada. Tapi tidak ada," ujar RB.

ADVERTISEMENT

Kalak BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, menegaskan dapur umum untuk para pengungsi masih dibuka. Ia menyebut pemerintah selalu berupaya memenuhi kebutuhan para pengungsi.

"Tidak ada perintah dapur umum ditutup. Tidak. Kami drop makan dan minum untuk hari ini juga," ujar Fredy sembari melakukan video call dan menunjukkan logistik yang akan dikirimkan ke posko pengungsian Lewotobi Laki-laki, Minggu (5/1/2025).

Untuk diketahui, sebanyak 6.619 warga masih berada di lima posko pengungsian, yaitu Pos Desa Lewolaga, Desa Kobasoma, Desa Ile Gerong, dan Desa Bokang. Fredy mengakui keterbatasan personel dan kendaraan mengakibatkan pendistribusian logistik menjadi terhambat.

"Terkendala waktu pendistribusian. Kami dengan keterbatasan personel dan kendaraan," pungkasnya.

Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat sejak 23 hingga 31 Desember 2024. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengungkapkan bahwa gempa vulkanik dalam mengalami kenaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.

Aktivitas kegempaan lainnya, seperti gempa tektonik lokal dan jauh, juga meningkat, menunjukkan adanya suplai magma yang masih aktif. Meski gempa harmonik dan low frequency menurun, potensi erupsi tetap ada akibat suplai magma yang masih berlanjut.

Selain itu, hujan deras yang membawa material erupsi berpotensi memicu banjir lahar di daerah landai. Sungai-sungai berhulu di puncak gunung, seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, dan Hokengjaya, perlu diwaspadai.

Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki berstatus Level III (Siaga). Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya-timur laut sejauh 6 kilometer.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads