Warga Desa Runggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyerahkan senjata api (senpi) rakitan dan panah ke TNI. Mereka menyerahkan berbagai senjata itu lantaran tak ingin ada perang lanjutan dengan warga desa tetangga, yakni Desa Roka.
"Hari ini, kami menerima senpi dan panah dari warga untuk diserahkan ke TNI," ucap Kepala Desa (Kades) Runggu, Mus Mulyadi, kepada detikBali, Jumat (3/1/2025).
Mulyadi menyebutkan ada empat pucuk senpi laras panjang dan pistol yang diterima dari warga. Ada pula panah lengkap dengan busurnya. Seluruh senjata itu akan diserahkan kepada TNI melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang bertugas di desa setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini baru sebagian yang diserahkan. Yang jelas ada banyak lagi beberapa hari ke depan," imbuh Mulyadi.
Mulyadi menyebut penyerahan senpi dan panah itu dilakukan warga dengan sadar. Sebelumnya, Koramil Belo sempat memberikan imbauan kepada warga untuk menyerahkan senpi dan sajam lainnya yang digunakan saat perang dengan warga Desa Roka beberapa waktu lalu.
"Selain akan dilakukan sweeping, warga menyerahkan senpi dan panah karena ada kesadaran. Warga Runggu tak ingin lagi berperang dengan warga Desa Roka," ungkapnya.
Ia berharap warga Desa Roka dan Runggu yang sempat berperang saat tahun baru, bisa kembali berdamai. Dengan begitu, dia berujar, warga dua desa bisa kembali beraktivitas tanpa diselimuti kengerian.
Di sisi lain, Mulyadi juga terus berkoordinasi dengan Pemdes Roka untuk membahas perdamaian. Ia menyebut pertemuan dengan Pemdes Roka akan difasilitasi oleh Koramil Belo dalam waktu dekat.
"Kami harapkan tidak lagi perang. Desa kembali aman dan kondusif," pungkasnya.
Sebelumnya, warga Desa Roka dan Desa Runggu berperang saat merayakan tahun baru 2025. Mereka menggunakan panah hingga senjata tajam.
Perang antarwarga dua desa bertetangga itu diduga berawal dari perusakan rumah milik warga Desa Roka, Ihsan. Rumah mantan Kades Roka itu dirusak sekelompok orang dengan cara dilempar menggunakan batu. Empat warga terluka akibat kericuhan itu.
Kabag Ops Polres Bima, AKP Iwan Sugianto, mengungkapkan 13 orang diamankan terkait perang warga Desa Roka dan Runggu. Mereka terdiri dari enam warga Desa Runggu dan tujuh warga Desa Roka. Belasan orang itu diduga menjadi provokator penyerangan di dua desa.
"Saat ini mereka tengah menjalani pemeriksaan di Polres Bima," kata Iwan, Rabu (1/1/2025).
(iws/gsp)