Ditanya Kapolri, Pengungsi Erupsi Lewotobi Ragu-ragu Direlokasi

Ditanya Kapolri, Pengungsi Erupsi Lewotobi Ragu-ragu Direlokasi

Yurgo Purab - detikBali
Senin, 18 Nov 2024 16:28 WIB
Kapolri tengah mengunjungi warga di Posko Kesehatan dan anak-anak di Desa Konga, Kecamatan Titehena,  Flores Timur, Senin (18/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Foto: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat mengunjungi warga di Posko Kesehatan dan anak-anak di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Senin (18/11/2024). (Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Sejumlah pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih bimbang atas rencana relokasi dari pemerintah. Sebagian pengungsi merasa berat harus pindah dari kampung halaman mereka.

Hal itu diungkapkan saat kunjungan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di posko kesehatan Desa Konga, Flores Timur, Senin (18/11/2024). "Masih pikir-pikir," ujar seorang warga ketika ditanya Kapolri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pengungsi lainnya, Ursula Nona Wolor (60), mengaku masih trauma dengan letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Dia sampai sekarang belum mengetahui kondisi rumahnya di Desa Boru, Titehana, Flores Timur.

"Masih trauma," kata Ursula.

ADVERTISEMENT

Listyo Sigit juga menyambangi anak-anak di tenda pengungsian. Mereka tampak ceria dan senang ketika rombongan polisi datang sembari membawa bingkisan yang langsung dibagikan kepada anak-anak.

"Senang, dapat biskuit," kata Valdi, siswa Sekolah Dasar Nobo, sembari menyunggingkan senyum.

Kapolri juga berdialog dengan anak-anak pengungsi. Dia bertanya mengenai pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah.

"Kalian belajar di sekolah apa saja?" kata Listyo Sigit.

"Matematika, PKN, PJOK, Bahasa Indonesia, menggambar, dan melukis," jawab Valdi.

"Matematikanya sudah tambah-tambah atau kali-kali?" lanjut Kapolri.

"Sudah tambah-tambah dan kurang-kurang," kata anak-anak serentak.

Enam Desa Akan Direlokasi

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Pemkab Flores Timur melaksanakan sosialisasi rencana relokasi kepada korban terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki pada Minggu (17/11/2024). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah.

Jarwansyah berkeliling pos pengungsian untuk menemui para kepala desa guna memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak. Selain itu juga menjaring masukan dari para pemimpin desa terkait pemindahan tempat tinggal serta rekomendasi lokasi permukiman yang baru.

Menurut rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada enam kilometer dari puncak. Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi.

Keenam desa itu adalah Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, dan Desa Nawakote di wilayah Kecamatan Wulanggitang. Kemudian, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura. Keenam desa ini memiliki jarak dari kawah Lewotobi Laki-laki antara 4-5 kilometer.

Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Flores Timur mencatat total ada 2.209 Kepala Keluarga (KK) yang akan dipindahkan.

"Kami mohon kepada kepala desa untuk membantu menyebarkan formulir pernyataan kesediaan relokasi ini kepada warga desanya, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian," kata Jarwansyah.

"Jika warga tidak hafal NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK maka tulis nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), akan kami cek di Dukcapil", tambah Jarwansyah.

Dia juga menjelaskan kepada warga tentang skema relokasi yang dapat dipilih. Opsi pertama adalah relokasi terpusat, yakni lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah. Opsi kedua adalah relokasi mandiri, yakni warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya.

Adapun, tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.

Selain desa yang direkomendasikan untuk pindah, terdapat desa dengan daftar kerusakan rumah penduduk desa terdampak yang tidak direlokasi. Tiga desa tersebut adalah Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru.

Untuk rumah rusak terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki, pemerintah juga telah mempersiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak. Yakni, sebesar Rp 60 juta untuk rumah rusak berat, Rp 30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan.

Jarwansyah menekankan bahwa dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap.

"Uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya," tegas Jarwansyah.

Terhadap rencana relokasi ini, BNPB bersama dengan pemerintah daerah telah melakukan beberapa kali survei lahan relokasi. Adapun tantangan yang dihadapi dalam pencarian lahan ini antara lain kelaikan lokasi serta adanya konflik sosial terkait tanah ulayat warga di wilayah Flores Timur.

Pemilihan lokasi relokasi pun mempertimbangkan kemudahan akses warga untuk bisa kembali mengolah aset-aset pertanian atau peternakannya di tempat yang lama.

Sosialisasi relokasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming saat meninjau pos pengungsian warga terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki pada Kamis (14/11/2024) lalu di Pos Lapangan Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur.




(hsa/gsp)

Hide Ads