Korban Erupsi Gunung Lewotobi Bisa Memilih Tempat Relokasi

Korban Erupsi Gunung Lewotobi Bisa Memilih Tempat Relokasi

Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 12 Nov 2024 12:21 WIB
Kepala BNPB, Suharyanto, saat konferensi pers percepatan penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Selasa (12/11/2024). (Youtube BNPB TV)
Foto: Kepala BNPB, Suharyanto, saat konferensi pers percepatan penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Selasa (12/11/2024). (Youtube BNPB TV)
Jakarta -

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan dua lokasi untuk relokasi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Namun, pemerintah tidak akan memaksa warga untuk menempati dua titik relokasi yang sudah disediakan, tetapi harus tetap berada di luar zona steril 9 kilometer (km).

"Pemilihan lokasi, penentuan relokasi itu tidak dipaksa. Saya dialog ke masyarakat itu tidak ada siapa pun yang bisa memaksa karena negara merdeka," kata Kepala BNPB, Suharyanto, saat konferensi pers percepatan penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dikutip dari siaran BNPB TV, Selasa (12/11/2024).

Sebagai informasi, BNPB bersama pemerintah berencana merelokasi warga korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). BNPB bersama pemerintah telah menyiapkan dua titik lokasi dengan luas 50 hektare.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titik relokasi yang disiapkan berjarak sekitar 10 km dan 12 km dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Menurut Suryanto, lokasi itu jauh dari zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, tetapi tetap dekat dengan mata pencaharian warga, yaitu pertanian, kebun, dan ternaknya.

"Jadi relokasi untuk sementara kami sampaikan ke Pak Menteri (Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait) ada 2.700 unit rumah," terang pria yang berpangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI itu.

ADVERTISEMENT

Suharyanto mengungkapkan masyarakat juga dapat mengusulkan pembangunan di lokasi lain jika tidak mau direlokasi pada titik yang disiapkan pemerintah dan BNPB. Sebab, BNPB dan pemerintah tidak memaksa masyarakat untuk tinggal di titik yang sudah disiapkan.

"Kalau (masyarakat mengusulkan) 'pak saya tidak mau ke tempat yang dua titik itu, pak saya akan mengungsi di sana saya kebetulan punya tanah,' gapapa, nanti pak menteri akan bangunkan di situ atau BNPB yang bangunkankan di situ," terang Suharyanto.

"Jadi ini sifatnya terserah masyarakat, jadi tidak ada dipaksa. Jadi kalau bencana memang tidak pernah terjadi sudah dibangun terus tidak ditinggali coba lihat di aman aman tidak ada karena prosesnya negosiasi dan koordinasi dengan masyarakat yang menerima," imbuh Suharyanto.

Selain itu, Suharyanto mengusulkan kepada Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka agar masyarakat tidak lagi tinggal di lokasi zona bahaya dalam radius 5 km dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Masyarakat tinggal di titik yang lebih jauh, tetapi tetap memiliki hak atas tanah dan kebunnya.




(iws/gsp)

Hide Ads