Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sebanyak 111 pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTT meninggal di Malaysia sejak Januari hingga pekan pertama November 2024. Terbaru, dua jenazah PMI tiba di Kupang pada Sabtu (9/11/2024). Keduanya adalah Heribertus Ratu dan Feri Regina Tefus.
"Sampai dengan hari ini, sudah 111 PMI yang meninggal di Malaysia," ungkap Kepala BP3MI, Suratmi Hamida, Sabtu malam.
Suratmi mengungkapkan Heribertus Ratu merupakan PMI asal Desa Puutuga, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende. Heribertus sudah bekerja selama 22 tahun di Negeri Jiran. Pria berusia 54 tahun itu meninggal karena stroke di Rumah Sakit Silim River Perak, Malaysia, pada 10 Oktober 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, Feri Regina Tefus merupakan PMI asal Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang. Perempuan berusia 27 tahun itu meninggal karena peradangan otak di Rumah Sakit Tapah Perak, Malaysia, pada 28 Oktober 2024. Dia juga sudah 10 tahun bekerja di sana.
"Mereka semua adalah PMI nonprosedural. Kedua jenazah tersebut kami sudah memfasilitasi pemulangannya ke daerah asalnya masing-masing," jelas Suratmi.
Suratmi memerinci ratusan PMI yang meninggal di Malaysia berasal dari sejumlah kabupaten di NTT, yaitu Kabupaten Malaka (23), Belu (14), Flores Timur (13), Ende (10), TTS (7), TTU dan Kabupaten Kupang masing-masing 6 orang. Kemudian, Kota Kupang dan Nagekeo masing-masing 5 orang.
Selanjutnya, Sumba Barat dan Manggarai masing-masing (3). Kemudian, Sumba Timur, Manggarai Timur, dan Ngada masing-masing 2 orang. Terakhir, Kabupaten Sumba Barat Daya (4) dan Lembata (1).
"Yang paling banyak meninggal itu adalah laki-laki, yaitu 83 orang. Sedangkan perempuan 28 orang. Kemudian, (PMI) nonprosedural 106 orang dan secara prosedural ada 5 orang. Jadi, totalnya sudah 111 orang," pungkas Suratmi.
(iws/iws)