Ribuan rumah warga di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Hampir setiap hari abu vulkanik gunung kembar di NTT itu berjatuhan ke pemukiman warga.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengungkapkan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga merusak fasilitas pendidikan, pemerintah, hingga kesehatan. Kebanyakan atap bangunan di wilayah tersebut berlubang akibat abu vulkanik.
"Rumah warga (terdampak erupsi) total keseluruhan sebanyak 2.366 bangunan," kata Fredy kepada detikBali, Kamis (3/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fredy merinci ribuan rumah warga yang rusak itu berada di tujuh desa, yakni Desa Klantanlo sebanyak 237 rumah, Desa Hokeng Jaya (311), Desa Nawokote (334), Desa Boru (687), Desa Pululera (337), Desa Boru Kedang (296), Desa Dulipali (164). Dese-desa tersebut tersebar di dua kecamatan, yaitu Wulanggitang dan Ile Bura.
![]() |
Menurut Fredy, desa paling terdampak di Kecamatan Wulanggitang adalah Desa Pululera, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Boru Kedang dengan jumlah penduduk mencapai 9.415 jiwa. Sementara, desa paling terdampak di Kecamatan Ile Bura di antaranya Desa Dulipali dan Nobo yang dihuni oleh 2.483 penduduk.
BPBD Flores Timur melakukan identifikasi teknis di tiga desa yang paling terdampak, yaitu Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, dan Dulipali. Fredy menyebut erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini cukup mengganggu aktivitas warga, termasuk petani, peternak, hingga kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah.
"Proses belajar mengajar tidak berjalan baik apabila dalam kondisi hujan. Terganggunya aktivitas pernapasan dan terkontaminasinya makanan atau minuman dengan abu vulkanik," imbuhnya.
Fredy menjelaskan BPBD Flores Timur telah mendistribusikan masker pelindung mulut dan hidung kepada warga setempat. Pembagian masker wajah itu dilakukan sejak letusan pertama Gunung Lewotobi Laki-laki pada 23 Desember 2023.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mengenakan masker pada saat beraktivitas di luar rumah. Pemerintah juga berupaya mengurangi debu yang menutupi sejumlah ruas jalan dengan menyiramkan air tangki.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur mengusulkan bantuan untuk warga yang rumahnya rusak akibat Gunung Lewotobi Laki-laki. Bantuan perbaikan rumah tersebut akan diusulkan melalui anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) 2024.
"Usulan kami sesuai jumlah kerusakan rumah yang ada di desa. Kalau APBN Rp 20 juta per unit dan APBD Rp 17,5 juta per unit," kata Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Flores Timur, Eduard J Fernandez, Senin (12/8/2024).
(iws/hsa)