Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah tradisional dengan ciri khasnya masing-masing, tak terkecuali Pulau Sumbawa yang dikenal dengan budaya dan sejarahnya. Rumah Adat Dalam Loka merupakan rumah tradisional yang menyimpan sejarah tersendiri.
Rumah Adat Dalam Loka atau yang biasa dikenal dengan Istana Dalam Loka menjadi bukti peninggalan sejarah dari Kerajaan Sumbawa. Rumah Adat Dalam Loka merupakan tempat kediaman raja-raja yang berasal dari Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penamaan "Dalam Loka" sendiri berasal dari bahasa Sumbawa. Adapun, dalam berarti istana dan loka berarti dunia yang mencerminkan fungsinya sebagai pusat pemerintahan dan kediaman raja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengenal 5 Tradisi Asal Pulau Sumbawa NTB |
Rumah Adat Dalam Loka dibangun sejak tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931). Dengan luas 904 meter persegi, bangunan ini didukung oleh 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah (Asmaul Husna) dalam ajaran Islam.
Rumah adat ini memiliki filosofi mendalam yang tertanam dalam setiap aspeknya. Dengan prinsip "adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah," Istana Dalam Loka mengajarkan bahwa semua aturan adat dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Sumbawa harus selaras dengan syariat Islam.
Pembagian Ruang dan Fungsi Rumah Adat Dalam Loka
Ruang Depan
Ruang depan yang juga dikenal sebagai Lunyuk Agung atau Paseban Agung, ruang ini berfungsi sebagai balairung tempat bermusyawarah dan melaksanakan upacara kerajaan. Di sampingnya terdapat Lunyuk Mas, yang merupakan tempat duduk permaisuri dan para istri pembesar.
Ruang Dalam Sisi Barat
Terdapat bilik-bilik yang berderet dari selatan ke utara, termasuk kamar shalat raja, repan peraduan raja, repan permaisuri, dan tempat permaisuri menerima tamu. Ruang ini juga memiliki kamar untuk putri serta dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Ruang Dalam Sisi Timur
Ruang ini terdiri dari empat bilik yang diperuntukkan bagi putra-putri raja yang telah berumah tangga, dengan bilik di ujung utara sebagai tempat pengasuh rumah tangga.
Ruang Tengah
Ruang tengah terletak di antara deretan ruangan di sisi barat dan timur, ruang ini digunakan sebagai tempat berkumpul bagi dayang-dayang dan menata hidangan untuk upacara.
Ruang Belakang
Ruangan belakang berfungsi untuk menghubungkan dengan dapur, ruangan belakang memiliki kamar mandi untuk raja, permaisuri, dan putri, serta bala bulo yang berarti rumah dua susun. Bagian bawahnya adalah tempat bermain bagi putra dan teman-temannya, sementara bagian atas digunakan oleh para putri untuk menonton tontonan di lapangan istana.
Struktur Bangunan Rumah Adat Dalam Loka
Pondasi
Pondasi bangunan terdiri dari umpak-umpak batu alami yang berbentuk lonjong, dengan tinggi sekitar 40 cm dan lebar 60 cm. Sebagian besar umpak tersebut telah digantikan dengan pondasi dangkal dari batu kali yang dicampur semen, pasir, dan kapur.
Tiang
Bangunan ini memiliki dua jenis tiang, yaitu tiang utama dan tiang sekunder. Tiang utama berjumlah 99 buah yang terbuat dari kayu jati dengan diameter 30 cm dan tinggi 7,8 meter. Tiang-tiang ini berfungsi untuk menopang lantai, dinding, dan atap bangunan.
Tiang sekunder terletak di atas struktur lantai dua, yang berfungsi untuk mendukung lantai panggung, dinding, plafon, dan atap. Tiang sekunder memiliki ukuran 8 cm x 15 cm dan 15 cm x 15 cm.
Balok
Balok utama pada lantai pertama adalah balok pengikat yang melintang dengan ukuran 9 cm x 22 cm. Di atas balok pengikat, terdapat balok induk lantai yang berfungsi sebagai penopang balok anak dan papan lantai. Balok lantai berukuran 5 cm x 7 cm.
Lantai
Lantai bangunan menggunakan papan kayu jati yang berukuran 3 cm x 30 cm. Papan-papan lantai disusun rapat di atas balok anak dan diperkuat menggunakan paku.
Dinding
Kerangka dinding terbuat dari kayu jati dengan ukuran 6 cm x 30 cm. Kerangka ini berfungsi untuk mengikat papan dinding, kusen pintu, dan jendela, serta terhubung dengan tiang utama dan sekunder. Papan dinding memiliki ketebalan 2 cm dan lebar 30 cm, disusun secara vertikal dan dipasang menggunakan sponing atau sistem lidah dan alur.
Plafon
Plafon ruang dalam menggunakan seng bergaris-garis, sementara plafon dari kayu jati dipasang di bagian sisi luar bangunan.
Pendukung Atap
Kerangka pendukung atap terdiri dari kuda-kuda yang memiliki tiga tiang penyangga kasau. Kuda-kuda ini dilengkapi dengan pengikat berupa balok mendatar yang juga berfungsi sebagai gording. Kuda-kuda berukuran 15 cm x 15 cm, sedangkan gording berukuran 8 cm x 15 cm.
Penutup Atap
Penutup atap di bangunan ini menggunakan sirap kayu dalam empat susun yang dipasang di atas reng dan diperkuat dengan kayu. Reng berukuran 3 cm x 4 cm, sementara bubungan atas menggunakan seng.
(iws/iws)