21 PTN Dorong Pemerintah Tambah Dana Penelitian

21 PTN Dorong Pemerintah Tambah Dana Penelitian

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 11 Agu 2024 14:31 WIB
(Dari kiri kedua) Ketua Majelis Senat Akademik PTN Badan Hukum Edy Rianto, Ketua Senat Akademik UT, Chanif Nurcholis, Rektor UT Ojat Darojat. Foto: istimewa.
Foto: (Dari kiri kedua) Ketua Majelis Senat Akademik PTN Badan Hukum Edy Rianto, Ketua Senat Akademik UT, Chanif Nurcholis, Rektor UT Ojat Darojat. (Istimewa)
Mataram -

Sebanyak 21 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang tergabung dalam Majelis Senat Akademik (MSA) berkumpul di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka membahas arah dan strategi penelitian di Indonesia.

Wakil Ketua MSA PTN-BH Ganjar Kurnia menyoroti besaran dana riset di Indonesia yang masih relatif kecil. Yakni, hanya 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Besaran dana riset itu jauh di bawah negara-negara lain yang mencapai angka 3,7 persen hingga 4 persen.

"Saat ini, dana riset hanya mencapai 0,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kami dorong semoga anggaran ini bisa meningkat mencapai satu persen saja, itu sudah cukup baik. Sementara negara-negara lain sudah mengalokasikan hingga 3,7 sampai 4 persen," ungkap Ganjar dalam keterangan persnya, Minggu (11/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ganjar, strategi penelitian di Indonesia saat ini masih acak. Menurutnya, penelitian perlu diarahkan sesuai dengan rencana pembangunan nasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

"Jangan sampai kita melakukan penelitian yang tidak berkaitan dengan rencana pembangunan nasional Indonesia Emas," kritiknya.

ADVERTISEMENT

Ganjar menduga banyak hasil penelitian yang tidak dimanfaatkan oleh pemerintah. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh ketidakrelevanan penelitian dengan kebutuhan pemerintah.

"Banyak penelitian yang lebih difokuskan untuk memenuhi kriteria akademik, penerbitan jurnal, daripada penerapan praktis. Jurnalnya terbit, tapi manfaatnya? Oleh karena itu, penelitian harus memiliki aspek ilmiah dan pengembangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat," tegasnya.

Ketua MSA PTN-BH Edy Rianto menjelaskan delegasi 21 PTN-BH di Indonesia ini berdiskusi dan mencari solusi atas tantangan-tantangan yang ada dalam perkembangan pendidikan dan penelitian ke depan.

"Hasil dari diskusi ini akan dibawa pulang oleh setiap delegasi ke kampus masing-masing untuk diimplementasikan," jelas Edy.

"Esensi pertemuan ini adalah menjaga agar kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi terus meningkat. Itulah yang menjadi fokus MSA PTN-BH," lanjutnya.

Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menjelaskan Universitas Terbuka dipercaya sebagai tuan rumah pelaksanaan Sidang Paripurna MSA PTN-BH 2024. Acara ini menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan guna menjaga marwah akademik PTN-BH.

"Bukan hanya prosesnya yang berkualitas, tetapi juga hasilnya diharapkan semakin baik. Kami yakin bahwa untuk meraih keberhasilan di masa depan dan mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM menyongsong Indonesia Emas, kerja sama dengan pihak lain sangat penting," ujarnya.

Keberadaan PTN-BH di masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Peran perguruan tinggi dalam mengakselerasi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu didukung dengan peningkatan mutu akademik di masing-masing PTN-BH.

Delegasi Sidang Paripurna MSA PTN-BH 2024 dari 21 PTN-BH di Indonesia, antara lain, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sumatera Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin.

Berikutnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Terbuka (host), Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Syah Kuala.




(hsa/hsa)

Hide Ads