Lembaga survei PolMark Research Center Indonesia merilis hasil survei untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. PolMark memotret elektabilitas personal tokoh serta simulasi pasangan calon.
Direktur Riset PolMark Eko Bambang Subiantoro mengungkapkan belum ada tokoh atau pasangan calon (paslon) yang memiliki angka elektabilitas cukup kokoh di tiga bulan menjelang Pilgub NTB 2024. Dia memperkirakan perubahan angka elektabilitas maupun migrasi pemilih dari satu paslon ke paslon yang lain masih sangat mungkin terjadi.
"Beberapa bulan ke depan, perlu kerja politik yang secara intensif dan massif melakukan canvasing. Bagi paslon yang yang angkanya sudah cukup baik tinggal melakukam penguatan elektabilitas. Potensinya masih besar (berubah) karena belum ada yang sangat kuat," kata Eko saat presentasi hasil survei PolMark pada Senin (5/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil ini juga sangat bisa berubah. Survei ini kan memotret situasi saat survei dilakukan. Kalau ada dinamika politik yang besar, sangat mungkin bisa berubah. Tergantung juga seberapa besar paslon merencanakan kerja-kerja masif dengan target yang terukur dan mikro," sambungnya.
PolMark mengeklaim survei tersebut bertujuan memotret peta elektoral politik menjelang Pilgub NTB 2024 secara objektif. Meski survei PolMark dibiayai oleh Partai Golkar, Eko menegaskan data yang disampaikan tidak bias atau berpretensi terhadap kepentingan pihak tertentu.
"Kami tidak punya kepentingan untuk menaikkan dan menurunkan angka personal atau paslon. Kami di PolMark sejak berdirinya terbiasa seperti itu. Data yang kami sampaikan adalah data apa adanya sebagaimana temuan di lapangan saat survei dilakukan," paparnya.
Survei PolMark dilaksanakan pada periode 14-27 Juli 2024. Sampel berasal dari seluruh kabupaten/kota di NTB yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih. Jumlah sampel 1200 orang dengan metode penentuan sampel multistage random sampling, Margin of Erorr (MoE) survei +- 2,9 persen dengan derajat kepercayaan 95 persen. Setiap responden terpilih diwawancarai dengan metode tatap muka.
Berikut hasil lengkap survei PolMark untuk Pilgub NTB 2024:
Top of Mind (elektabilitas gubernur):
Sitti Rohmi Djalillah 16,2 persen
Zulkieflimansyah 14,8 persen
Suhaili Fadil Thohir 9,4 persen
Indah Dhamayanti Putri 8,4 persen
Lalu Muhamad Iqbal 7,5 persen
Sukiman Azmy 2,5 persen
Muhamad Syafrudin 1,8 persen
Muhamad Zainul Majdi 1,6 persen
Fahri Hamzah 1,3 persen
Musyafirin 1,1 persen
Lalu Gita Ariadi 0,8 persen
Wartiah 0,8 persen
Fauzan Khalid 0,7 persen
Mohan Roliskana 0,6 persen
Lainnya 0,8 persen
Rahasia 2,3 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 28,3 persen
Popularitas:
Sitti Rohmi Djalillah 67,9 persen
Zulkieflimansyah 67,3 persen
Suhaili Fadil Thohir 38,9 persen
Lalu Muhamad Iqbal 38,3 persen
Indah Dhamayanti Putri 26,4 persen
Sukiman Azmy 23,7 persen
Lalu Gita Ariadi 18,3 persen
Musyafirin 14 persen
Elektabilitas gubernur:
Sitti Rohmi Djalillah 19,5 persen
Zulkieflimansyah 17,7 persen
Indah Dhamayanti Putri 12,3 persen
Suhaili Fadil Thohir 12,2 persen
Lalu Muhamad Iqbal 10 persen
Sukiman Azmy 3,9 persen
Musyafirin 1,1 persen
Lalu Gita Ariadi 0,8 persen
Rahasia 5,1 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 6,6 persen
Simulasi 8 nama gubernur:
Zulkieflimansyah 21,3 persen
Sitti Rohmi Djalillah 20,9 persen
Indah Dhamayanti Putri 13,9 persen
Suhaili Fadil Thohir 13,6 persen
Lalu Muhamad Iqbal 10,9 persen
Sukiman Azmy 3,8 persen
Musyafirin 1,4 persen
Lalu Gita Ariadi 1,3 persen
Tidak Memilih 0,3 persen
Rahasia 5,5 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 7,1 persen
Elektabilitas pasangan gubernur dan wakil gubernur:
Zul - Uhel 32,3 persen
Iqbal - Dinda 26,5 persen
Rohmi - Firin 20,6 persen
Lalu Gita - Sukiman 4,5 persen
Rahasia 6,5 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 9,1 persen
Elektabilitas pasangan gubernur dan wakil gubernur (dua paslon):
Zul - Uhel 45,5 persen
Iqbal - Dinda 31,8 persen
Rahasia 7,6 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 13,5 persen
Elektabilitas pasangan gubernur dan wakil gubernur (dua paslon):
Zul - Uhel 49,6 persen
Rohmi - Firin 25 persen
Rahasia 8,8 persen
Tidak Tahu / Tidak Menjawab 14,9 persen
(hsa/dpw)